Minggu, 15 Maret 2015

Menulis dengan suara

Tulisan ini saya tulis dengan memanfaatkan fasilitas suara yang ada di ponsel. Saya mengucapkan beberapa kalimat kemudian ponsel akan menerjemahkan perintah suara tadi menjadi teks. Bisa dibilang ini pertama kalinya saya mencoba fitur ini. Khususnya untuk menulis sebuah postingan blog. Cukup mengasikan memang. Saya tidak perlu mengetikkan huruf demi huruf melalui kipet yang kecil. Saya cuma perlu menekan sebuah tombol kecil kemudian mengucapkan sebuah kalimat. Kemudian ponsel akan secara otomatis menerjemahkan suara menjadi teks. Ponsel yang saya gunakan adalah samsung galaxy y s5360, dengan os android gingerbread.

Sebuah pengalaman baru yang mungkin biasa tapi terasa menakjubkan. Bayangkan saja suatu saat kita mungkin tidak perlu mengucapkan kata seperti ini cukup dengan mengerjapkan mata maka kalimat akan tertulis di layar. Cukup mustahil bukan. Tapi coba bayangkan beberapa tahun silam. Bagaimana orang membayangkan apa yang saya lakukan saat ini. Mungkin hanya terbayangkan tapi saat ini benar benar bisa digunakan. Buktinya tulisan yang ada pada saat ini. Saya menuliskannya benar benar langsung dari suara.

Kalau ada pertanyaan bagaimana saya menuliskan postingan ini? Ponsel ini memiliki memori yang sangat minim. Saya tidak menggunakan aplikasi khusus untuk membuat postingan blog. Hanya sebuah mail client bawaan ponsel. Ya saya memang sudah mengaktifkan posting melalui email di blog saya ini. Jadi saya membuat postingan ya sama halnya saya membuat sebuah email dan dikirimkan ke alamat tertentu. Dan setelah saya menekan tombol kirim beberapa saat kemudian tulisan akan muncul di blog. Ya sesederhana itu.

Ada beberapa cerita yang hilang yang belum sempat saya tulisan di blog ini beberapa waktu belakangan ini. Misalnya tentang pohon harapan siswa kelas 12 yang sengaja saya buat kusus untuk mereka. Pohon itu saya berharap saya bisa melihat harapan mereka di masa yang akan datang melalui secarik kertas kecil yang mereka tuliskan kemudian mereka tempelkan secara bersama sama menjadi satu kesatuan, sebuah keluarga yang saling mendukung satu sama lain.

Atau tentang bagaimana kami melalui saat saat sebelum menjelang ujian. Saya melihat semangat mereka dalam belajar. Ada sedikit rasa bangga tentunya.
Atau cerita cerita lain yang belum sempat ku tuliskan. Mungkin juga nanti akan kutuliskan melalui suara seperti ini. Lebih mudah, lebih cepat dalam menulis, dan lebih mengasyikkan tentunya. Tunggu saja suara dalam bentuk tulisan ku yang lain.

- terkirim dari ponsel #linux @samsulmaarif_

http://www.samsul.web.id | http://penadesa.or.id | http://muktisarigdm.desa.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo....dipun komentari.....