Oleh : Andrie Wongso
Seorang eksekutif muda sedang beristirahat siang di sebuah kafe terbuka. Sambil
sibuk mengetik di laptopnya, saat itu seorang gadis kecil yang membawa beberapa
tangkai bunga menghampirinya.
"Om beli bunga Om."
"Tidak Dik, saya tidak butuh," ujar eksekutif muda itu tetap sibuk dengan laptopnya.
"Satu saja Om, kan bunganya bisa untuk kekasih atau istri Om," rayu si gadis kecil.
Setengah kesal dengan nada tinggi karena merasa terganggu keasikannya si pemuda
berkata, "Adik kecil tidak melihat Om sedang sibuk? Kapan-kapan ya kalo Om butuh Om
akan beli bunga dari kamu."
Mendengar ucapan si pemuda, gadis kecil itu pun kemudian beralih ke orang-orang yang
lalu lalang di sekitar kafe itu. Setelah menyelesaikan istirahat siangnya, si pemuda
segera beranjak dari kafe itu. Saat berjalan keluar ia berjumpa lagi dengan si gadis
kecil penjual bunga yang kembali mendekatinya.
"Sudah selesai kerja Om, sekarang beli bunga ini dong Om, murah kok satu tangkai
saja." Bercampur antara jengkel dan kasihan si pemuda mengeluarkan sejumlah uang
dari sakunya.
"Ini uang 2000 rupiah buat kamu. Om tidak mau bunganya, anggap saja ini sedekah
untuk kamu," ujar si pemuda sambil mengangsurkan uangnya kepada si gadis kecil. Uang
itu diambilnya, tetapi bukan untuk disimpan, melainkan ia berikan kepada pengemis
tua yang kebetulan lewat di sekitar sana.
Pemuda itu keheranan dan sedikit tersinggung. "Kenapa uang tadi tidak kamu ambil,
malah kamu berikan kepada pengemis?" Dengan keluguannya si gadis kecil menjawab,
"Maaf Om, saya sudah berjanji dengan ibu saya bahwa saya harus menjual bunga-bunga
ini dan bukan mendapatkan uang dari meminta-minta. Ibu saya selalu berpesan walaupun
tidak punya uang kita tidak bolah menjadi pengemis."
Pemuda itu tertegun, betapa ia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari
seorang anak kecil bahwa kerja adalah sebuah kehormatan, meski hasil tidak seberapa
tetapi keringat yang menetes dari hasil kerja keras adalah sebuah kebanggaan. Si
pemuda itu pun akhirnya mengeluarkan dompetnya dan membeli semua bunga-bunga itu,
bukan karena kasihan, tapi karena semangat kerja dan keyakinan si anak kecil yang
memberinya pelajaran berharga hari itu.
Tidak jarang kita menghargai pekerjaan sebatas pada uang atau upah yang diterima.
Kerja akan bernilai lebih jika itu menjadi kebanggaan bagi kita. Sekecil apapun
peran dalam sebuah pekerjaan, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan memberi
nilai kepada manusia itu sendiri. Dengan begitu, setiap tetes keringat yang mengucur
akan menjadi sebuah kehormatan yang pantas kita perjuangan.
catatan ini kudapat dari server komputer tokoku yang dikirim oleh pak NSH.
Tersentuh hatiku akan cerita 7yang begitu dalam, membuat jiwa yang kaku menjadi lunglai tanpa daya
BalasHapusmbuh lah ora ngerti arep ngomong apa
nlangsa maca crita kue
soale lah................
sep deh
lagi donk cerita yang menyentuh.