Rabu, 27 Agustus 2008

Mejawab Anggit

Anggit Dwi Setiawan, aku masih ingat benar nama lengkapmu. Kau yang dulu selalu bersemangat mengikuti kegiatan yang kau sukai. Tak terkecuali di antaranya kegiatan yang berkaitan dengan REMAS (Remaja Masjid) ASSALAM SMA NEGERI 1 SIDAREJA hingga pada waktunya kau menjadi Ketua organisasi itu, dan seperti yang kau bilang akhirnya kau sukses. Tak ada kata lain yang kiranya dapat kuucapkan selain ucapan selamat atas kesuksesanmu. Aku sebagai (dengan sedikit rasa malu mengaku) seniormu merasa bangga padamu. Aku justru tak bisa menjadi sepertimu.


Senang sekali rasanya saat aku melihat ada namamu cbox-ku. Itu artinya aku tak sia-sia membuat blog ini sebagai bahan komunikasi kita jarak jauh dalam waktu yang tak dibatasi oleh ruang. Aku selalu menantikan kunjungan dari teman-teman yang lain, dan jangan lupa meninggalkan pesan agar aku tahu apa yang ingin teman-teman sampaikan.


Nggit, aku selalu menantikan kabar baik darimu dan teman-teman yang lain. Meski jarak memisahkan kita semua tapi saat bersua ataupun tak bersua kita tetap bersahabat. Kalau boleh aku cerita sedikit tentang Anggit yang satunya lagi yang cewek, entah siapa nama lengkapnya. Di mataku, aku hanya melihat sikapnya yang angkuh. Perubahan yang kulihat dan benar-benar tak......... rasanya aku tak dapat menjelaskannya. Yang jelas begini, sebelum ada pemilihan kepala desa Muktisari (di desaku) dia nampak ramah pada siapa pun termasuk aku (yang kutahu), suka menyapa dan disapa. Tapi setelah pilkades kalau tak salah pada pertengahan tahun 2006 bapaknya anggitcewek itu nyalon dan pada akhirnya terpilih. Sikapnya menjadi berubah. Kalau orang-orang yang menyebutkan mungkin akan menggunakan kata sombong untuk dirinya, ya, dia berubah menjadi semakin sombong (mungkin sebenarnya kata angkuh lebih tepat untuk menyebutkan 'tak suka menyapa atau disapa').


Entahlah, mengapa aku justru bisa ngrasani wong liyan ketimbang menceritakan kebaikan orang lain. Mungkin aku telah kehabisan tema. Adakah teman-teman dapat membantuku.


---------------------------------------

~[SamunJi,2008]~





selalu aku cinta kamu


Monday, August 25, 2008, 11:28:51 PM


terwujud harmoni, PADI

Beribu kata indah terucap oleh mulut. Tertulis oleh tangan. Terdengar oleh telinga. Terasa manfaatnya oleh seluruh yang merasakannya.

Aneh, atau tak perlu dibilang aneh, setiap ingin mencatat kata aku tak sedang mendapat medianya. Sedang jika aku sedang tak mendapat insting entah itu sekata atau dua kata media itu ada di hadapanku.


Entahlah bagaimana kau memahami kata-kataku. Aku tak tahu harus bilang apa yang kutahu aku harus mengatakan sesuatu, itu pun entahlah. Bagaimana aku merindukan Emji, serindu-rindunya? Apa dia juga merindukanku? seperti aku juga merindukannya? Kata 'rindu' tak sepaham dengan kata yang tak sepaham dengannya. Kau baca, mungkin kau mengira aku tak perlu mengatakan yang tak perlu kukatakan karena itu memang tak perlu.

Ingatkah pada saat itu, saat kita masih sering bertemu, itu pun jarang. Tak banyak kata yang kuucapkan padamu. Mungkin kau kecewa padaku, Emji. Tapi apa yang bisa kulakukan? sementara ini aku hanya bisa merindukanmu. Sedang untuk menemuimu, mungkin ada saatnya nanti. Jika Alloh mengizinkan kita bertemu, kita pasti akan bertemu.

Boleh kujelaskan? Saat aku pulang, aku ke sekolahmu dan kau tak ada di sana. Kudengar dari temanmu kau sudah pulang. Kutahu kau ada di pondokmu. Aku tak berani ke sana. Kupikir, jika aku ke sana, kau akan kena imbasnya. Misalnya, tajir, ta'zir, atau ejaan apa pun yang lebih benar (yang berarti hukuman untuk mengapokkan santri, siswa/i, atau yang semakna dengannya). Maklum saja aku bukan anak pondokan sepertimu, harapku. Tapi aku menyukaimu, aku juga mencintamu. Entah bagaimana caranya aku membuatmu percaya akan hal ini. Tapi aku hanya ingin mencintaimu, hanya ingin menyukaimu, hanya ingin menyayangimu.



Tuesday, August 26, 2008, 12:23:38 AM

Berikut ini kucatat pada hari Kamis, 17 Juli 2008, 01:35 WIB

Apa yang kucatat pagi ini sebatas pemikiran yang kosong tak terisi. Oleh hal-hal yang beranfaat dan yang bermanfaat sekali pun.

Semua musik bertema tentang cinta, ya, aku memang sedang merasa kasmaran dan rindu yang mendalam pada seorang Emji, tapi sejujurnya aku jenuh dengan musik yang hanya punya satu tema, ya kok temanya cuma cinta-cinta-cintaaaaaaa.............

Emji cintaku, aku menemukan sebuah buku yang sangat cocok dengan suasana hatiku dan jalan pemikiranku. Sebuah buku yang seolah telah merekam kata-kataku sebelum sempat aku mengatakannya. Berupa buku cerpen karya Ariev Syauqy yang berjudul "Karena Aku Rindu Kamu, Risalah 'Derita' yang Nikmat."

Sulit sekali rasanya mengutip sebagian dari buku itu karena rasanya semua isi buku itu (yang sudah kubaca) cocok dengan jalan pemikiranku dan suasana hatiku saat ini. Coba baca salah satu kutipan saja berikut ini pada (akhirnya mengutip juga sekutip-kutipnya) halaman 21 :

"Selalu Aku Cinta Kamu'

Pengalaman kerinduan itu memang tak kupahami, atau memang seharusnya tak usah kupahami. karena ia akan lebih menggetarkan, seperti hal-hal misterius lainnya. Jika semua terurai secara rasional, apa yang tersisa? selesai.

Kerinduan sebagai sesuatu yang misterius akan terus menciptakan kenikmatan, menyuburkan bunga-bunga imajinasi tanpa akhir, bahkan menciptakan enegi hidup tanpa henti......

Begitu berartinya kerinduan? ya, Tapi orang cenderung tak menyadarinya. Ia terbenam dalam dunia cinta. Kesadaran umum orang-orang tertuju pada cinta. Selalu saja "aku cinta kamu". Kerinduan terlepas begitu saja tanpa penghayatan lebih dalam. Seolah kerinduan tak ada. Kalau pun dirasakan ada, ia adalah cinta itu sendiri. Atau setidaknya, kerinduan adalah bagian dari cinta yang hanya dihayati sambil lalu......."

kalimat ini adalah akhir paragraf, tapi pada paragraf selanjutnya merupakan lanjutan dari paragraf tersebut yang memiliki kerterikatan (antarparagraf).


Berikut ini kucatat pada hari Senin, 4 Agustus 2008, 11:00-an WIB

Tak membaca aku pun bisa memcatat. Entah apa yang sedang kurasakan saat ini. Perasaanku hanya bosan. Pun entah bosan karena apa? Mungkin karena suatu rencana yang tak bisa berjalan sebagaimana diharapkan. Tak lain disebabkan olehku sendiri. Aku yang susah dibangunkan.

Keluhan, ini dan itu, tak sedikit, banyak yang ingin kuungkapkan tapi tak banyak yang bisa kucatat.


Berikut ini kucatat pada hari Sabtu, 16 Agustus 2008, 01:54 WIB

Semua yang telah kurencanakan kacau sudah.

Aku kangen Emji tapi tak bisa ketemu

Telpon dia! katakan yang sebenarnya, katakan juga apa rencanamu selanjutnya! Tanyakan yang perlu kau ketahui :

1. Kabarnya?

2. Apa dia punya HaPe?

3. Apa dia kangen?

4. Perlu tidak beli HaPe?

Kerinduan ini makin menggelora dengan ketidakhadiran suatu perjumpaan dengan Emji. Aku tak berhasil ketemuan dengan Emji.

Entahlah, Hal ini disebabkan oleh apa? Aku sedang mencari penyebabnya, harus! Tapi semuanya pasti ada penyebabnya,. Karma? Tak lain tak bukan. Selesai.

Aku tak mengantuk tapi ingin segera tidur. Tidurlah! Tidur........


---------------------------------------

~[SamunJi,2008]~


sampai pagi

Friday, August 22, 2008, 05:42:33 AM

sampai pagi ini aku belum bisa tidur. susah sekali. rasanya ingin sekali marah. tapi pada siapa, pada apa. mau menyesal, apa yang disesalkan? mau marah, apa yang dimarahkan? sepertinya aku tak bisa tidur karena perutku protes minta diisi. kucoba membuktikannya, sekarang aku makan mie instan manualan, bayarnya nantian. sebenarnya aku belum punya uang, ada sih tapi ya tinggal sedikit. uang kardus sudah sampai dua puluh ribu kumakan sendiri, maksudnya kupinjam. karena sampai sekarang uang gajiku sudah habis ludes. pekerjaanku sebenarnya cukup menyenangkan. 1). ada komputernya; 2). ada cuci matanya; 3). tidak kepanasan; 4). ada asenya, jadinya dingin di dalam ruangan; 5). dan lain-lain. eh, tapi ada nyebelinnya juga lho! yaitu ada enbeha yaitu potongan gaji, juga dimarahi, juga kadang-kadang menjenuhkan. apalagi kalau menemui konsumen atau orang yang nyebelin, rewel, sok tahu, juga yang penginnya macem-macem.sudah dulu yach, kapan-kapan disambung lagi..... sudah pagi banget nich, aku malah belum tidur,,,,yang masuk pagi kayaknya sudah mulai berangkat tuh,; 06:07:56 AM

---------------------------------------

~[SamunJi,2008]~



sesaat sebelum pulang

Thursday, August 14, 2008, 02:02:53 PM

SUDAH SAATNYA AKU pulang melepas kerinduan yang menggebu ini.

Entahlah, segalanya memang serba tak terduga. Segala apa yang telah kurencanakan bisa saja tak akan pernah terjadi. Aku hanya ingin mencoba menghadapi apa yang ada di hadapanku dan bukan yang lain. Emji adalah suatu ungkapan yang tak tergantikan pada sepucuk kerinduan. Aku mengutip sedikit dari sebagian orang yang telah mengetahui segala sesuatu yang telah kuketahui. Paham!? Tidak pun tak masalah. Aku menghadapinya sendiri.

Emji, saat pulang nanti apa yang akan kulakukan pada diriku sendiri dan lingkungan di sekitarku tak terkecuali engkau, adalah kebelummengertian yang dapat dipahami.

Emji, hadapilah hidupmu dengan senyuman.

Emji, hadapilah cintamu dengan kerinduan.

Emji, agar aku merasa mencintai dan dicintai.

Emji, setiap langkahku menuju haluan tiada duga.

Emji, kujumpa dirimu dalam keheningan.

Emji, dan gegap gempita.


Tuesday, August 19, 2008, 09:48:02 PM

kau butuh laporan hasil kegiatanku di rumah.

yang sebenarnya sangat menyedihkan.

aku tak berjumpa dengan emji.

sangat menyedihkan.

hanya menyisakan kerinduan yang semakin menggebu.


Tuesday, August 19, 2008, 11:25:37 PM

"Awake manungso sing panas, wis dipolna atine tetep panas. Sing biso ngademna panase awake manungso ya mung wong wedo'." Seuntai kalimat yang kudengar dari siaran Televisi Rebublik Indonesia (TVRI) pada hari Senin, 21 Juli 2008, 00:00-an WIB. Kalimat itu menurutku adalah benar dan akumerasakannya sendiri. Aku kangen Emji. Beberapa waktu yang lalu aku sudah mengirim surat padanya. Tapi sampai saat ini tak ada balasan sama sekali. Nampaknya setelah aku mengecek kembali alamat tujuannya berbeda, kuperkirakan salah alamat dan tak sampai pada Emji. Begini kucatat dalam lembaran harianku beberapa minggu setelah kukirimkan suratku : "Emji, aku menanti surat balasan darimu. Aku kangen kamu, Emji. Aku sudah kirim surat ke kamu, cuma sekarang menyisakan pertanyaan Apakah sudah kau terima apa belum?"


Berikut ini kucatat pada hari Minggu, 15 Juni 2008.

Sebuah catatan tentang waktu yang tak pernah tehenti oleh hadirnya cinta yang sejati.

Enyalhah kegelapan yang mengusung duka

Vestival cinta menggelar senandung bahagia

Inilah kesejatian yang tiada duanya

Meski waktu terus berjalan dan jarak memisahkan kita

Ungkapkan saja dengan sebuah kata

Namamu bertebaran di ujung pena

Janjiku janji seorang ksatria

Indah nian kebersamaan kita

Alangkah oh alangkahnya

Terhanyut aku oleh cinta

Inilah Puisi tentang setia


3.Sepanjang catatan kesendirian

Aku menanti sebuah kebersamaan

Menaksir cinta pada keabadian

Untuk kesepian dan keterasingan

Namun waktu terus berjalan

Jalan, seiring dengan kesetiaan

Ibarat asap di atas perapian


Berikut ini kucatat pada hari Senin, 5 Mei 2008

Sekedar mengobati kegundahan hati, aku mulai mencatat di buku ini. Barang sepatah dua patah kata "Bicoz, karena, sebab" aduh gundahnya hatiku. Apa obatnya? Coba cari di toko Cinta alamatnya di Jalan Kerinduan nomor spesial. Tapi jangan cari di kota Gulita.

Hari pertama training di kelas bersama 26 orang teman. Termasuk di antaranya 5 orang cewek. Sampai saat ini perasaanku masih gembira, meski baru saja aku mendapatkan hukuman lari keliling lapangan sebanyak 5 kali lantaran tidak sesuai dengan tata tertib training yaitu di antaranya sepatu tidak hitam polos. Bersama.......---sekitar 10 orang yang ikut lari keliling lapangan. Trainernya pada saat itu adalah Pak Santoso.

Di waktu yang pada alur drama disebut menuju klimaks atau bahkan telah klimaks aku kembali mencoba menorehkan sebaris kata. Aku tak tahu aku harus merasa bagaimana, yang ada aku hanya bingung. Aku terhibur dengan perlakuan teman-teman kepadaku. Sekarang cukup untuk catatan ini.-

Wahai siapa pun dikau yang membaca catatan ini, aku senang kau membaca catatan ini tapi kuharap hal ini tak menjadi cela di antara kita. Wahai wanita, cinta ini kan kujaga, Wahai Emji, kau pun 'kan setia pada cinta yang kau cintai.

catatan : merah tambahan pada saat mengetik


Berikut ini kucatat pada hari Jum'at, 9 Mei 2008

Ada rasa yang kurasa, ada gembira dalam dada, juga ada yang tak suka dirasa tapi terasa sangat terasa. Sepasang rasa yang sedang bercumbu, mengharubirukan waktu di antara tepian hari. Siapa peduli pada rasa, rasa tak punya perasaan untuk diberikan pada waktu. Waktu mengerutkan wajahnya kembali, dia juga tak lagi peduli pada siapa yang ia jumpai pada setiap dirinya.


sudarwin


Kembali mengingat sejarah tentang dirimu. Mengagumi kepribadianmu yang berwibawa juga kepemimpinanmu saat itu. Sebagai seorang pemimpin kau sangat disegani oleh anggotamu. Saat itu, tepatnya pada tahun 2005-an kau memimpin sebuah organisasi yang bergerak dalam bidang Alam yaitu Repasmada (Remaja Pecinta Alam SMA Negeri 1 Sidareja), tak ada yang tak mengenalmu. Kau salah satu orang yang memiliki kelebihan yang tak dimiliki orang lain juga yang tak pernah kumiliki.


Pada hari Sabtu, tanggal 16 Agustus 2008, di atas bis ketika kau hendak pergi ke Ciotes aku tak bermaksud membohongimu, atau menyasarkanmu, atau membuatmu celaka hingga kau kebablasan dari tempat tujuanmu. Tapi aku yang saat itu benar-benar tak ingat di mana tempat yang kau maksud. Saat itu pikiranku sedang benar-benar kacau, aku berangkat ke Purwokerto saat dirundung seribu kerinduan yang tak terobati. Seandainya kau tahu perasaanku saat itu. Betapa malangnya aku ini.


Tujuanku berlibur pada hari Jum'at, 15 Agustus 2008 adalah menemui Emji, ternyata apa yang tejadi tak pernah sesuai dengan yang diharapkan; barang batang hidungnya saja tak dapat kutatap. Betapa rindunya aku ini, meski baru sekitar dua bulan aku tak bertemu dengan Emji.


Win, seandainya waktu dapat kuputar kembali. Tak akan kulakukan kesalahan itu. Yang dapat kusampaikan adalah, bahwa hal itu bukan atas kesengajaanku tapi di luar kesadaranku. Kuharap kau bisa dan mau memaafkanku atas kesalahan yang telah kuperbuat padamu. Mohon maaf lahir dan batin.


Sabtu, 02 Agustus 2008

cerita yang lain

jangan bingung dengan tanggal di bawah ini . catatan berikut kubuat ketika aku sedang offline, jadi sekarang tinggal copy-paste mudah,kan?

Wednesday, 30 July, 2008, 12:15:54 AM


Merupakan sebuah ide yang perlu dicatat dalam benak alam maya. Entah sejak kapan aku mulai menyukai kata-kata, mungkin sejak aku bisa mengucapkannya kata per kata. Mengalami kerinduan adalah derita yang nikmat tiada tara. Rindu akan hadirnya seseorang yang akan terobati dikala telah bersua. Cerita ini mungkin akan berbeda jika dibaca oleh orang yang mengerti bahasa atau meskipun hanya pura-pura mengerti lalu ia menjadi benar-benar mengerti. Sebab apa aku menaruh kata pada tautan cerita yang tak bisa dimengerti, demikian karena ceritaku tak terpaku pada satu tema dalam satu cerita. Kau akan paham setelah membaca paragraf-paragrafku yang lain, tak hanya dalam catatan ini. Catatan-catatan yang lain yang mungkin hanya berupa lembaran-lembaran yang tak jarang pun kertasnya buram.

Sejujurnya aku tak pernah penuh konsentrasi dalam mengumpulkan kata. Kata kedua kutemukan setelah kata pertama, jadi dalam sebuah catatan ketika hendak aku mencatatnya tidak semua kata yang hendak kucatat itu kuketahui sebelumnya. Ya, ya, ya, kali ini aku akan menyudahi cerita yang belum sempat kumulai. Selalu, selalu, dan selalu. Mengapa?

Mungkin jawabannya akan kutemukan pada saatnya nanti. Kapan? Entahlah. Aku juga tak mengerti.

Tentang kerinduan yang terus menggelora, aku hanya bisa bilang (meskipun lain waktu aku bisa mengatakan yang lain) suatu saat kerinduan itu akan terobati. Atau bahkan bisa lebih dari itu. Siapa sangka? tapi percayakah Engkau sesuatu yang pernah ditebak tidak akan pernah terjadi di masa yang akan datang. Mungkin kau akan mengatakan 'tergantung siapa yang menebak', aku tak perlu menolak atau pun menerima usulanmu. Setiap orang punya pendapat dan usulan masing-masing dan hal ini tak perlu disangkal, karena hal ini menyangkut hak, hak setiap orang untuk berpendapat.

Karena cinta, ya, karena cinta orang dapat membuat puisi, karena cinta orang dapat melakukan hal yang seringkali di luar nalar manusia, karena cinta pula aku dapat mengumpulkan banyak kata. Aku seringkali menggunakan 'kata' dalam setiap catatanku. Sebab dari sanalah sumber inspirasiku, dari sana pula aku dapat mengatakan cinta meski aku sendiri tak pernah paham apa arti kata cinta yang sebenarnya. Aku menggunakannya karena aku cinta, aku cinta karena aku suka, aku suka karena aku merasa cocok, aku merasa cocok karena akhirnya aku tak tahu kelanjutannya....

Catatan ini kubuat di komputer server. Ketika warung tempatku bekerja telah tutup. Sebenarnya aku masih belum berhak untuk memegang komputer ini karena jabatanku masih di bawahnya bawah, tapi aku merasa telah diizinkan sehingga aku memutuskan untuk melanjutkan catatan ini yang hanya berisi penjelasan tentang penjelasan yang sebenarnya sudah jelas. Aku telah diizinkan atau hanya perasaanku saja yang merasa telah diizinkan? entahlah, aku masih tak mengerti. Aku hanya ingin menikmati kebebasan mencatatku ini sebagai kebebasan berekspresi.

Ekspresikan dirimu dengan berjuta aksi. Jangan terpaku pada peraturan baku yang hanya dibuat oleh orang-orang yang berdasi. Aku dan kamu --daripada menggunakan kata 'kita'-- adalah bagian dari ekspresi itu sendiri dan bukan peraturan. Aku tak sedang mengajak orang untuk melanggar seluruh peraturan karena sebenarnya yang kumaksud adalah ketidakterpakuan, adanya kebebasan berekspresi, dan selanjutnya terserah kamu.

memiliki kehilangan

judul postingan ini sama sekali tak ada kaitannya dengan lagu milik letto atau pun nidji, band asal kota yogyakarta tersebut. hanya saja karena aku merasa judul ini sesuai dengan perasaanku, jadi aku memilihnya. itu saja.

Monday, 28 July, 2008, 10:05:45 AM


Melalui hari yang menyebalkan, membuatku dan semua orang yang merasakannya bertambah gelo. Bagaimana tidak, kehilangan uang dan hanya merasa kehilangan uang saja. Berita acara yang sudah dibuat disertai dengan beberapa bukti yang dianggap cukup ternyata tak membuat atasan kehilangan akal untuk meraup keuntungan dari kroco pileg.

"Kenapa tak bilang sejak awal, kalau ternyata tanda bukti untuk berita acara masih dianggap kurang?!!" demikian kurang lebih yang dikatakan oleh pak Bawu, Kepala Toko kami merasa gelo jua. Dengan kata lain begitu banyak cara atasan untuk memeras bawahannya.


Monday, 28 July, 2008, 10:24:58 PM


Beberapa menit yang lalu aku ikut 'ronda sore' AlipaApril di ASWO Purbalingga. Melelahkan dan sia-sia, itu menurutku. Apa sih hasilnya? Seberapa efektif sih? memang diakui yang namanya orang usaha hasilnya tak tentu, dan ditambah lagi ada motto yang penting kita sudah ikhtiar masalah hasil kita serahkan pada Tuhan.

Aku melihat hal ini sebagai lahan kerja dari beliau Pak Tomin sebagai pimpinan kami dalam acara itu. Keberhasilan beliau dilihat dari kinerja kami dan hasilnya, yaitu mendapatkan konsumen sebanyak-banyaknya