Senin, 28 April 2014

Dari Dermaji Hingga Kondangan

Hari ini banyak yang bisa kuceritakan sebenarnya. Dari perjalananku ke Desa Dermaji, Lumbir, Banyumas untuk mengikuti Sarasehan Gerakan Desa Membangun. Hingga aku akhirnya datang (kondangan) ke nikahan bos lamaku : Naseh Aolawi.

Aku berangkat bersama Akbar Bahaulloh, dan Samsul Wibowo. Mereka berdua berboncengan. Satu lagi dari BloggerCilacap yaitu Bahaudin (yang punya akun @SobatBercahaya) akhirnya menyusul. Jadi yang berangkat dari Cilacap bukan dari kalangan perangkat desa kami berempat, Baha-baha, samsul-samsul. Bukan hal yang penting, tapi itu komposisi yang terjadi.

Tulisan ini bukan mau memberitakan, tapi hanya sekedar menceritakan. Lalu apa yang kami dapat dari sana?

.....

@samsulmaarif_

Sabtu, 26 April 2014

Soal Ini dan Soal Itu

Yang paling menyebalkan ketika menulis adalah setelah menulis panjang-lebar, tidak tersimpan, lalu hilang mood untuk menulis. Ujungnya malas untuk menuliskan ulang.

Kamis, 24 April 2014

Mencuci Baju

Dari pagi dini hari ini aku tak mengerti apa yang ingin kutuliskan di sini. Namun yang jelas aku berpikir tentang satu hal, yaitu hari ini aku harus menulis!

Hari ini aku tak berangkat kerja lagi. Bukan aku sudah keluar, namun seperti sedang tak mood untuk masuk kerja.

Siang tadi aku merendam pakaian yang terkumpul entah sudah berapa minggu. Yang sampai malam begini belum sempat kucuci. Tapi sebagaimana sebenarnya adat mencuci seorang bujang? Yah, mungkin bermacam-macam.

Kalau aku sendiri tak terbiasa mencucikan pakaian sekeluarga. Jadi ketika aku mencuci ya mencuci pakaian sendiri. Mungkin ini bukan hal positif seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa teman.

Mantrine misalnya, beliau mengaku semasa muda selalu mencucikan pakaian seluruh anggota keluarga. Atau beberapa saudaraku yang juga melakukan hal yang sama. Dan tentunya mereka telah terbiasa dengan hal itu. Tidak denganku, terasa kaku dengan hal-hal semacam itu.

Aku mungkin masih bersama dengan keluargaku. Namun aku juga bersama dengan keanehan yang terjadi di sini. Semua berjalan dengan segala anomalinya. Aku tak mengatakan ini benar-benar 'aneh', namun hanyalah sesuatu yang berbeda.

Sudah dulu tulisan kali ini. Tak tinggal nyuci dulu.

Rabu, 23 April 2014

Satu, Dua, Tiga, Empat

Satu, dua, tiga, empau (menghitung), ya ini postingan kelimaku untuk blog ini yang kutulis langsung melalui ponsel Android. Dengan aplikasi blogger yang dapat dengan mudah kudapatkan melalui Google Play aku menulis huruf per huruf menjadi rangkaian kata, kalimat, yang akhirnya menjadi bahan bacaan yang sedang kau baca ini.

Sekian saja ya tulisan ini. Happy blogging.....

Selasa, 22 April 2014

Mulai Bosan dengan Pekerjaan

Ini adalah pertanda aku mulai bosan dengan apa yang kukerjakan. Bukan soal berapa fee yang kudapatkan dari pekerjaanku. Namun seberapa nyaman aku berada di sana. Yang kumengerti, setiap orang punya cara masing-masing untuk membuat dirinya nyaman. Benar, namun seberapa jauh dia didukung oleh lingkungan?

Baiklah, berikut ini beberapa hal yang membuatku tak nyaman :

- Masing-masing entitas yang ada dalam lembaga seringkali saling lempar ketika aku memerlukan sesuatu. Kenyataanya adalah ini adalah lembaga keluarga. Jabatan-jabatan yang ada di dalamnya pun diisi oleh anggota keluarga tersebut dari ketua hingga lainnya. Dan mungkin hanya aku elemen dari 'luar'.

- Seringkali aku merasa serba salah melakukan sesuatu karena ketidakjelasan eksekusi. Tak jarang pekerjaan yang kukerjakan sungguh-sungguh akhirnya di-sia-sia-kan. Hal ini yang terkadang membuatku malas untuk mengerjakan tugas baru. Hey, itu sebuah alasan untuk malas, bukan?

- Ah, mungkin ada juga alasan lain penyebab kejenuhanku. Meskipun mungkin sisanya lebih pada akibat dari apa yang telah kulakukan. Atau akibat dari ucapanku di masa lalu yang tak menginginkan kesukesan. Ya, aku tak ingin jadi orang sukses. Apa-mungkin-lagi orang lain yang sukses. Mungkin aku terlalu egois. Tapi izinkan aku meminjam kata-kata Heero Yuy "This is the only way i know how to live."

Aku sih berharap ada yang berubah sehingga kejenuhanku bisa sirna. Dan aku dapat kembali dengan nyaman mengerjakan pekerjaanku. Menularkan yang kubisa kepada orang lain. Menjadi bermanfaat bagi yang lain.

Senin, 21 April 2014

Berkenalan dengan Waktu

Berdasarkan pengalamanku berkenalan dengan sesuatu yang baru tak selalu menjadi yang menyenangkan. Beberapa di antaranya bahkan menjadi hal yang sangat membosankan (kau boleh membacanya dengan kata 'menjijikan').

Contoh yang paling nyata terjadi padaku beberapa tahun lalu. Saat itu aku berkenalan awalnya hanya melalu sambungan telepon. Dia seorang pacar sahabatku, cantik sudah pasti, tubuhnya pun seksi. Dengan pulsa seadanya beberapa kali kuhubungi dia, atau dia menghubungiku. Kuanggap seperti temanku sendiri, aku mulai menceritakan pengalamanku.

Senang rasanya punya teman yang mau mendengarkan curhatanku. Kuceritakan hal-hal yang sifatnya rahasia, hingga hal-hal yang membosankan. Tanpa terasa, dan tanpa kuketahui, ternyata dia menganggapku sebagai selingkuhannya. Dan itu yang dia ceritakan pada saudari keponakannya. Hal itu kuketahui dari keponakannya tersebut.

Aku sendiri akhirnya memilih menghindarinya. Aku menolak untuk bertemu dengannya. Aku merasa didzolimi atas hal itu. Dan yang bisa kulakukan adalah menjauh darinya. Belakangan kuketahui dari keponakannya kalau dia telah menikah. Namun bukan dengan sahabatku. Sahabatku sendiri masih suka gonta-ganti pacar yang entah kapan akan berhenti melakukan hal yang sama.

Ini bukan soal menjudge siapa, dan mengapa. Hanyalah sebuah pendapat yang berdasar pikiranku semata. Aku juga tak bermaksud menyalahkan sahabatku tersebut. Tapi kok yao, menurutku sebaiknya hal itu dihentikan.

Kembali ke perkenalan. Beberapa yang lainnya tak nampak separah itu. Namun yang paling menyakitkan sebenarnya adalah perkenalanku kembali dengan gadis impian masa kecilku. Kami telah terpisahkan bertahun-tahun karena dia pergi merantau ke nengeri antah-berantah. Di negeri berbahasa arab. Ya, kalau soal ini sebenarnya sudah kutuliskan di blog ini. Cari saja yang berjudul 'Semua Tentang Uang' (kalau tak salah). Gadis impianku inilah yang kuceritakan pada pacar temanku tadi.

Tak ada orang yang ingin tertipu, bukan? Mungkin hanya orang yang otaknya miring. Baru-baru ini ada seorang yang mengaku masih gadis dan sedang berada di negeri jiran. Ah, tapi kebenarannya hanya secuil. Ini cukup memalukan, kuceritakan sekian saja.

Minggu, 20 April 2014

Bersama Malam Kumengenalmu

Seperti halnya bulan yang nampak bercahaya terang tatkala malam. Aku mengenalmu tanpa tau apa arti mengenal. Aku hanya tau. Aku hanya pernah melihat. Dan aku hanya seorang belum mengenalmu. Aku hanya berharap cahaya bulan malam ini dapat menerangi hati kita, agar mudah menentukan arah yang kita tuju.

Malam ini, bersama sekitar 30 orang teman sekampung halaman lainnya aku ikut serta pergi ke Kesugihan guna 'ngormati' PonPes Ihya 'Ulumuddin Bersholawat bersama Habib Syech. Aku sendiri masih terasa asing meskipun bersama teman-teman sekampung. Yah, tentu saja. Meskipun aku juga warga sini namun aku terbilang jarang bergaul (untuk tidak dikatakan 'tak pernah sama sekali') dengan orang-orang sekelilingku.

Nah, hal ini seolah tak pernah berakhir. Karena aku akan selalu demikian. Dan selama mindset ini belum dapat berubah, mungkin aku akan selalu merasa asing.

Namun sebenarnya bukan itu yang ingin kuceritakan kali ini. Pagi lalu aku bermimpi seolah aku dapat bertemu kembali dengan Mudah. Aku dapat bercengkrama dengannya. Meskipun dengan 'gerak' yang cukup terbatas. Aku dapat menikmati keindahannya. Aku mungkin juga dapat menyentuhnya, namun hal itu tak kulakukan. Mimpi itu terasa indah benar buatku. Aku benar-benar menikmati bertemu dengan orang yang kusayangi meskipun hanya dalam mimpi. Meskipun pula, ia telah menjadi milik orang lain yang sama sekali tak kukenali.

Ah, tapi itu memang hanyalah mimpi. Di dunia mimpi, apapun bisa terjadi. Dari hal yang sangat kita harapkan hingga yang 'naudzubillah'.

Di dunia nyata, dalam peristiwa tadi di Kesugihan, Cilacap aku berkesempatan bercengkrama dengan teman-temanku. Tak terkecuali dengan para cewe. Agak ragu aku menuliskan namanya di sini. Namun yang pasti aku tau, aku berbicara dengan iseng.

Antara pertanyaan dan jawaban nampak serius. Aku sendiri dalam hati sedikit tak terlalu banyak memang berharap. Tapi dalam hatiku merenung, dan merasa tak perlu jatuh hati. Dengan kata lain, aku menghindari jatuh hati pada seseorang pada saat demikian.

Selalu dalam hatiku berkata : aku tak perlu tau siapa jodohku nanti, namun pada saatnya dipertemukan jadilah yang terbaik. Sudah cukuplah tertipu dengan segala hal yang semu.

Selamat jumpa pagi. Mari terlelap tidur kembali.

Sabtu, 19 April 2014

Peristiwa Terbaru

Rasanya cukup sangat lama aku meninggalkan blog ini terbengkalai. Tak terurus, tak ada catatan baru. Meskipun dengan begitu aku melewatkan banyak sekali cerita kehidupan yang menarik untuk dicatat.

Misalnya cerita tentang kehadiranku di sebuah lembaga pendidikan nonformal. Suka-duka dan 'pergolakan batin' yang terjadi seolah menghiasi hari-hariku. Yah, semua seolah berlalu tanpa ada bekas catatan yang tersisa.

Mungkin sekian dulu catatan pagi ini yang tak menceritakan apapun.