Sabtu, 24 Desember 2011
OPAB FoMS
21 Desember 2011
Hari ini aku mengikutiOPAB (Orientasi Penerimaan Anggota Baru) yang diselenggarakan oleh FoMS (Forum Mahasiswa Sidareja). Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung selama dua hari, Rabu - Kamis, 21-22 Desember 2011.
Pagi ini aku datang terlambat ke lokasi acara. Tadi malam aku hendak tidak tidur. Aku membuka mataku lebar-lebar di depan monitor komputer hingga pukul 04.00. Sambil kutahan-tahan kantukku, akhirnya aku kalah. Alih-alih mencoba untuk meluruskan badan sambil berbaring di kursi yang kutata, aku malah tertidur hingga aku bangun kesiangan. Kupikir lebih tidak tidur daripada terlambat, eh malah ketiduran dan aku benar-benar terlambat. Saat aku mulai terjaga, kulihat jam di komputer BlankOn kesayangan menunjukkan pukul 07:40 WIB. Padahal acara dimulai pukul 07:00 WIB.
Aku memberanikan diri untuk tetap berangkat. Kebetulansalah satu dari panitia aku punya nomor ponselnya. Sialnya, sejak semalam pulsaku sudah habis. Jadi aku mencari penjual pulsa di tengah perjalanan. Untungnya meskipun yang saya lalui adalah jalan pedesaan ada banyak penjual pulsa.
Sambil terus melanjutkan perjalanan saya coba mengirimkan pesan pendek kepada salah satu nomor panitia tersebut. Saya bertanya apakah saya diperbolehkan mengikuti kegiatan kalau saya terlambat hadir. Katanya masih bisa. Dalam hati aku sempat berpikir, kalaupun nantinya tidak dapat diterima oleh panitia, ya pulang saja dan kembali bekerja. Di sisi lain, kalau aku tak berangkat, musnahlah tujuh puluh ribu yang telah kubayarkan. :(
Nah, dalam perjalanan kang Akbar Bahaulloh mengirim pesan singkat yang intinya saya diminta berangkat ke rumahnya dulu. Dari sana akan di-'jujugna' ke lokasi OPAB dengan kendaraan bermotor.
Sampai di lokasi kegiatan, saya langsung disuruh masuk ke ruang kegiatan. Ternyata sedang diisi oleh pak M. Rosyid Anwar, M.Ag dengan materi Keorganisasian. Di antara materi yang beliau sampaikan, beberapa yang dapat saya tangkap antara lain. Beliau menjelaskan tentang apa itu organisasi, kapan berdirinya FoMS, dan organisasi apa saja yang ada di bawahnya yang umumnya juga ada di perguruan tinggi lain. Organisasi adalah kumpulan orang-orang dalam mencapai tujuan yang memiliki visi dan misi yang sama. Pada tahun 2009 FoMS berdiri (tak banyak yang saya tangkap tentang ini), kemudian organisasi-organisasi yang berada di bawahnya yang umumnya ada di perguruan tinggi antara lain > BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) > HMF (Himpunan Mahasiswa Fakultas) > HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan).
Beliau juga menyampaikan bahwa seseorang akan mencapai klimaks kemajuan/keberhasilannya pada usia 40 tahun. Hal ini didasarkan pada sebuah penelitian bahwa kanjeng Nabi diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun. Sebelum kita mencapai usia tersebut kita masih dapat meningkatkan kemajuan/keberhasilan kita .... Namun jika telah mencapai usia tersebut akan sulit .... Karena pada usia 40, telah memiliki keluarga, anak, bahkan ada yang telah punya cucu, dan lain-lain dan orang akan berpikir praktis. "Besok istri saya makan apa? Anak saya akan sekolah di mana?" dan lain sebagainya.
Satu hal lagi yang beliau tekankan pada saat pemberian materi adalah POAC. Apa itu POAC? P (Planning) = perencanaan; O (Organizing) = pengorganisasian / pembagian tugas; A (Actualiting/Acting) = pelaksanaan dari planning; dan C (Controlling) = pengontrolan, pemeriksaan, termasuk di dalamnya adalah evaluasi.
Termasuk yang beliau sampaikan adalah manfaat berorganisasi, yaitu di antaranya : Akan mendapatkan manfaat > Pengembangan intelektual; pengembangan intelejensi, pengalaman; pengembangan kedewasaan. Serta kemampuan manajemen, hal ini biasanya akan dimiliki oleh pimpinan yang dapat mengatur anggotanya.
Hal lain yang disampaikan Pak Rosyid Anwar yaitu tentang UAS yang sebelumnya akan dilaksanakan pada tanggal 29 s.d. 31 Desember 2011. Untuk PAI dan Syari'ah dimajukan satu hari jadi akan dilaksanakan pada tanggal 28, 29, dan 30 Desember 2011. Sedangkan untuk jurusan Teknik Informatika dilaksanakan pada tanggal 6 s.d. 8 Januari 2012.
Di akhir materi yang beliau sampaikan, Pak Rosyid berharap agar para mahasiswanya tidak puas, dan tidak pernah merasa puas, memersilahkan peserta untuk mengajukan pertanyaan.
Materi selanjutnya adalah Ta'aruf kepanitiaan yang disampaikan oleh ketua FoMS. Acara ini pada intinya adalah pengenalan atau perkenalan dengan Panitia OPAB dan pengurus Forum Mahasiswa Sidareja. Ketua membacakan nama-nama anggotanya, dan mempersilahkan anggota yang namanya disebutkan untuk berdiri sambil menjelaskan tugas-tugas pengurus FoMS serta tugas tiap-tiap departemen.
Acara selanjutnya adalah ISHOMA, hongga pukul 12.30 WIB. Oh, iya mungkin tidak semua detil kegiatan dapat saya tuliskan di sini. Saya hanya dapat menuliskan apa yang dapat saya tuliskan saja.
Dalam jadwal tertera, acara setelah ISHOMA adalah Materi Kemahasiswaan yang disampaikan oleh Bu Siti Khotimah, S.Fil, M.Sc. Namun nampaknya beliau belum hadir, kegiatan dilanjutkan dengan OutBond (bukan James Bond :D). Kegiatan OutBond tidak akan saya jelaskan di sini, silahkan lihat saja penampakannya pada salinda berikut :
Di tengah-tengah kegiatan OutBond, Bu Khotimah akhirnya tiba. Panitia akhirnya mengondisikan agar kegiatan di luar ruangan tersebut dapat lebih cepat selesai. Ya, kegiatan berakhir dengan kemenangan kelompok 2 dan juara duanya kelompok 4 (kebetulan saya di kelompok ini).
Peserta lalu dipersilahkan untuk istirahat sebentar, setelah itu kembali ke ruangan materi. Materi yang disampaikan oleh Bu Siti Khotimah, S.Fil., M.Sc. bertema Kemahasiswaan. Beliau menjelaskan 'apa itu mahasiswa' serta kode etik mahasiswa. Di antara yang beliau sampaikan yang dapat saya tangkap antara lain, termasuk kode etik mahasiswa bahwa mahasiswa harus mengenakan pakaian berkerah, melepas jaket saat di ruangan kuliah, serta menggunakan sepatu. Dan yang saya kurang paham 'subjudulnya' beliau juga menyampaikan beberapa poin terkait kemahasiswaan : a. Tidak ada orang yang mau diajari manusia lain, b. Tidak ada yang mau belajar sendiri, c. Manusia akan lebih mudah belajar bersama-sama, d. Harus berani mengungkapkan sesuatu, e. Memiliki loyalitas terhadap apapun.
Sekolah/Kuliah di STAIMA, sudah sangat banyak 'dispensasinya'. Seorang mahasiswa yang baru masuk satu kali pertemuan dapat langsung mengikuti ujian, pun mendapatkan nilai. Tidak seperti di perguruan tinggi lain, jika terjadi hal-hal yang demikian maka harus mengulang satu semester.
Beliau juga menceritakan pengamalannya ketika beliau masih menjadi mahasiswa. Beliau mengikuti banyak kegiatan "ekstra" UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa). Tak kurang dari tujuh organisasi yang beliau ikuti secara bersamaan (maaf, saya tidak mencatatnya dan tidak dapat mengingat semuanya). Namun hal itu ternyata tak membuat beliau 'kehilangan' prestasi belajarnya. Salah satu kegiatan yang paling lama yang pernah beliau ikuti adalah "Pencak Silat". Beliau sendiri mengakui, hampir tidak ada yang percaya kalau beliau ikut kegiatan itu. Apalagi dilihat dari postur beliau yang (maaf) kecil. Pada saat mengikuti pelatihan, beliau sering pinsan. Bahkan hampir setiap pelatihan, sore ini pinsan, esok harinya berangkat lagi, begitu seterusnya. Dari olahraga pencak silat beliau telah memperoleh banyak medali emas. Hingga lulus, beliau merupakan "pesilat" yang belum terkalahkan.
Dengan begitu banyak kesibukannya, satu hal yang menakjubkan adalah beliau dapat menyelesaikan studinya dan bahkan dapat menjadi Mahasiswa dengan prestasi tertinggi dan lulus tercepat. Saat beliau menyampaikan materinya, saya hanya dapat "terpana", "terpesona", "terkagum-kagum", atau istilah apapun yang tepat untuk menggambarkannya. Satu kata yang dapat saya tuliskan di akhir catatan saya tentang materi yang beliau sampaikan : "MANTAP". Adalah kata yang secara spontan muncul dalam benak, pikiran, serta mulut saya.
Pukul 18:41 WIB, selesai sholat maghrib berjama'ah yang dilaksanakan di lapangan, dilanjutkan ceramah/tausiyah keagamaan. Bahasa yang digunakan pembukaannya menggunakan bahasa Sunda, bahasa yang tidak dapat saya mengerti. Materi yang disampaikan antara lain : bentuk-bentuk syukur, hanya Nabi Muhammad yang dapat memeberikan syafa'at di yaumul qiyamah nantinya. Karena keterbatasan waktu, penceramah juga menyampaikan 4 dari 10 musuh yang paling ditakuti syetan. Lalu dilanjutkan sholat Isya' berjama'ah.
Seperti kebanyakan acara orientasi dan perkemahan, pada malam harinya diadakan acara pensi (pentas seni) setelah sholat Isya' berjama'ah. Namun bedanya di sin tidak ada acara penyalaan api unggun.
//Oh iya, sebelumnya telah dibagi dalam 6 kelompok. Setiap kelompok memiliki anggota sekurangnya 10 orang, campur antara pria dan wanita. Pembagian dilakukan di kampus STMIK sebelum pemberangkatan. Namun karena saya terlambat, saya bertanya kepada panitia harus masuk kelompok mana. Akhirnya saya masuk kelompok 4.// Pada acara pensi, setiap kelompok diwajibkan menampilkan sebuah karya seni, baik berupa nyanyian, puisi, tarian, atau yang lainnya.
Namun kebanyakan memang hanya menyanyi dan puisi. Kelompok 1 menampilkan nyanyian disertai musik yang dibawakan oleh seorang yang katanya hendak mengikuti audisi Indonesian Idol di Yogyakarta. Dia membawakan dua buah lagu yang tak saya catat apa judul lagunya. Kemudian kelompok 5 juga menampilkan ....tak jauh berbeda dengan kelompok 1.... dengan lagu yang berbeda, kali ini dibawakan oleh Eko Kurniawan yang katanya hendakmengikuti audisi Indonesian Idol di Bandung. Kelompok 6 maju dengan pembacaan puisi tentang "Ibu". Alasannya karena esok hari (22 Desember) adalah hari ibu. Kelompok 3 bernyanyi dan pembacaan puisi. Dan kelompok 2 bernyanyi dan diiringi musik. Panitia lalu mengatakan bahwa semua kelompok telah "pentas", peserta dipersilahkan beristirahat.
Pukul 23:30 WIB. Saat teman-teman sedang asyik-asyiknya bermain dan bergurau. Tiba-tiba seorang panitia yang belum saya kenali namanya menyampaikan suatu hal. "Sekarang silahkan tidur, nanti malam akan dibangunkan untuk kegiatan malam," begitu katanya. Saya cukup terkejut, namun saya rasa wajar ada "kegiatan malam" pada acara-acara orientasi seperti ini. Selamat tidur....
....................
Seperti yang saya tuliskan sebelumnya, malam hari atau tepatnya dini hari kami dibangunkan untuk mengikuti kegiatan malam. Alhamdulillah, untungnya saya tertidur sangat nyenyak. Meskipun hanya tidur di lantai tanpa alas/tikar dan berbantal tas, dan tidurnya pun hanya sebentar.
[maaf, saya belum selesai menulis -- sedang dalam proses penulisan]
Kamis, 15 Desember 2011
Sir, I'm Going to College
Di tengah-tengah ceramahnya, seringkali beliau menjelaskan alasannya, mengapa beliau selalu terlambat hadir ke sekolah. Beliau bercerita bahwa beliau memiliki banyak anak dan hanya memiliki satu kamar mandi. Beliau harus mengalah kepada anak-anaknya dan menyuruh mereka mandi duluan.
Dan di antara sekian banyak yang beliau ceritakan, salah satu yang paling tak terlupakan buat saya adalah, beliau pernah mengucapkan sebuah do'a/harapan bahwa semoga salah satu dari murid-muridnya kelak akan menjadi 'Mahasiswa'. Saya memang sempat berpikir, mungkin salah satu dari kami akan menjadi apa yang diharapkan oleh beliau. Tetapi saya sendiri tidak pernah terpikirkan untuk menjadi 'Mahasiswa'. Namun ternyata do'a seorang guru telah dikabulkan.
Jika suatu saat saya berkesempatan untuk bertemu dengan beliau, saya ingin mengatakan bahwa do'a beliau telah dikabulkan.
Tadinya tulisan ini akan berjudul "Mom, I'm Going to College" yang ungkapan itu seolah-olah saya sampaikan pada ibu saya, tapi rasanya kalau dilihat dari ceritanya lebih cocok yang sekarang. :D
Hal unik lainnya. Saya yang kerja di warnet, biasanya mengerjakan sesuatu karena ada "uangnya". Mengetikkan makalah, laporan, maupun karya tulis. Tapi ketika saya sekolah/kuliah, saya harus membuat laporan saya sendiri, dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh dosen. Mengerjakan sesuatu yang ada "uangnya" saja terkadang saya malas mengerjakannya, apalagi yang tidak? Nampaknya saya perlu membiasakan diri dengan hal-hal seperti ini. Saya tidak ingin mengecewakan do'a guru saya.
Rabu, 02 November 2011
Ijazah - Android - Laptop - Kuliah
Ijazah - Mengapa sampai sekarang ijazahku belum kuambil? Dulu aku pernah kerja di Alfamart yang di sana mewajibkan setiap karyawan untuk menyerahkan ijazah aslinya sebagai salah satu syarat untuk menjadi karyawan. Bukan merupakan ide buruk untuk mencari pekerjaan ketika menganggur dan bekerja ketika kita diterima. Tapi menyerahkan ijazah SMA asli ke perusahaan tempat kita bekerja semestinya adalah sebuah pilihan. Tapi di Alfamart, kita tidak akan diberi pilihan karena itu adalah 'wajib' bagi setiap karyawan.
Mei 2009 saya sudah mulai bekerja di Alfamart, dan pada Maret 2010 saya keluar (atau lebih tepatnya dikeluarkan karena keteledoran saya dalam bekerja). Dan menjadi salah satu alasan saya menulis kata Ijazah ini adalah sampai sekarang ijazah tersebut belum saya ambil. Tidak ada alasan yang dapat saya jelaskan di sini, beberapa dari teman-teman yang bercerita berbeda-beda. Ada yang bilang proses pengambilan ijazah di Alfamart berbelit-belit, disuruh minta tanda tangan pak ini - pak itu, manajer ini - manajer itu dan ini memakan waktu yang tak sebentar. Ada juga yang bercerita kalau pengambilan ijazahnya mudah dan cepat. Apapun itu, yang jelas saat hendak mengambil ijazah harus dipersiapkan uang sejumlah sekian rupiah terlebih dahulu untuk membayar "hutang" kepada pihak Alfamart. Tahu apa yang saya maksud "hutang" di sini? silahkan tanya kepada karyawan Alfamart terdekat :D
Android - Mengapa kata ini juga perlu kutulis? Entahlah, mungkin hanya sebuah alasan atau keinginan atau hanya sekedar hayalan. Mungkin juga karena sekarang sudah zamannya ponsel Android, aku jadi ingin memilikinya. Salah satu alasan yang paling masuk akal buat saya adalah dengan ponsel Android aku bisa bereksperimen dengan WiFi di tempat kerja dan bisa saya gunakan untuk belajar (membaca eBook karena saya merasa kurang leluasa kalau membaca eBook di depan komputer). Saya ingin bisa membaca buku elektronik di mana saja, tak hanya ketika di depan komputer saja karena ponsel yang sekarang tidak bisa saya andalkan untuk membaca buku yang ukurannya 1Mb atau lebih.
Laptop - Keseharian ngoprek komputer (khususnya Linux) menjadikan saya memiliki keinginan untuk memiliki sebuah mesin tersendiri. Dasar manusia! Ya, saya hanya ingin. Apakah saya salah jika saya memiliki keinginan? Tentu tidak, bukan? Saya ingin memiliki keleluasaan untuk melakukan apapun dengan mesin saya sendiri. Mesin yang saya maksud di sini tentu saja mesin komputer/laptop. Laptop/Notebook/NetBook karena ukurannya lebih kecil dan merupakan komputer jinjing yang dapat di bawa ke mana saja.
Kuliah - Sebelum saya pindah dari Bantarsari ke Cinyawang, bos saya sempat menawarkan apakah saya hendak kuliah atau tidak. Saya jawab saja saya belum punya keinginan, ya, karena saya belum punya keinginan. Di samping itu saya belum pernah membayangkan apa komentar orang tuaku kalau aku pergi kuliah, dan karena saya belum pernah mengungkapkannya kepada mereka.
Beberapa hari yang lalu teman yang kukenal melalui sosial media di internet datang ke tempatku. Dia seorang guru dan juga seorang mahasiswa menawarkanku untuk kuliah. Dia menggunakan kata-kata yang antara lain "Kuliah untuk mendewasakan diri, kuliah untuk mengembangkan diri" dan kata-kata yang lain yang otakku tak dapat mengingatnya dengan tepat. Kalimat sederhananya cukup menggoyahkan jalan pikiranku. Dia mengajakku untuk kuliah di bidang TIK yang tak jauh dari komputer. Dalam benakku pun pernah terpikirkan, kalau aku hendak kuliah, semestinya aku kuliah yang ada hubungannya dengan Linux.
Kesimpulan - Pada kesimpulannya, jika saya hendak mengurus/mengambil ijazah saya harus mau meluangkan waktu, mau meliburkan diri dan memohon izin kepada bos saya. Terlepas nanti apakah proses pengambilan ijazahnya akan berbelit-belit atau malah lebih mudah, tapi yang pasti harus ada "uang" untuk mengambilnya.
Jika saya hendak membeli ponsel Android, saya harus menabung terlebih dahulu karena harganya yang masih di luar "pagar". Jika saya hendak membeli laptop maka keinginan memiliki ponsel Android harus saya pangkas, alasannya pun karena harganya masih di luar "pagar" dan saya perlu menabung untuknya. Dan jika saya hendak pergi kuliah, saya harus mengambil ijazah terlebih dahulu, meminta izin dengan bos, dan utamanya saya harus mendapat izin serta doa restu dari orang tua saya. Ayah, ibu, serta adik-adik saya pun harus saya beritahu tentang hal ini. Jika mereka menolak atau keberatan, tidak mustahil saya harus memangkas keinginan saya untuk pergi kuliah.
Senin, 03 Oktober 2011
Ketika Aku Curhat dengan Teman.
Kau ingat, ketika bulan lalu aku bilang padamu aku akan ke rumah kemud pada saat lebaran? Tepatnya aku akan bilang padanya tentang sesuatu. Karena pada saat lebaran aku tak memenuhi janjiku, sekarang aku mendapat karmaku. Sabtu malam kemarin kemarin aku coba untuk menepati janjiku. Aku datang ke rumahnya, bertemu dengan orang tuanya, dan sedikit banyak ngobrol dengannya.
Ayahnya sedikit banyak menceritakan apa yang dialaminya selama ini. Beberapa kali dia kehilangan kesadarannya, beberapa kali mentalnya terserang penyakit, beberapa kali dia 'diobatkan','didukunkan', serta 'didokterkan', beberapa kali itu pula dia kambuh. Dan semua berawal ketika suatu hari dia pergi ke Jakarta untuk bekerja, tapi pada hari yang sama dia kehilangan kesaradannya. Kau tau kawan, keadaanya sungguh memprihatinkan (berdasarkan yang diceritakan ayahnya).
Sabtu malam kemarin aku mencoba mengajaknya bicara. Ini adalah percakapanku dengannya yang pertama kurang lebih sejak tujuh tahun terakhir. Awalnya dia menolak kuajak bicara, tapi karena dorongan dari orang tuanya dan beberapa orang lain yang kebetulan sedang ada di rumahnya, akhirnya dia mau. Kami ngobrol di depan rumah (tempat yang sepi) sesuai dengan saran dari ayahnya. Karena menurut beliau, dia akan malu jika banyak orang yang melihatnya (mungkin aku juga akan malu).
Pertanyaan kumulai degan menanyakan kabarnya, dia bilang dia baik-baik saja. Kemudian kulanjutkan dengan pertanyaan lain yang kuanggap perlu. Aku sempat mengulang pertanyaan pertamaku, mungkin sekali. Setelah beberapa pertanyaan yang kuajukan, tak banyak yang dijawabnya secara serius. Lalu kupersilahkan dia mengajukan pertanyaan. Tak banyak yang dia tanyakan, kujawab semua pertanyaannya seperlunya.
Ada satu pertanyaan yang diajukannya yang membuatku berpikir kalau aku tau apa yang ada dalam perasaannya.
"Kono siki karo sapa?" yang mengandung maksud "Kamu sekarang dengan siapa?"
Dia menanyakannya dengan lirih dan malu-malu. Sialnya pertanyaan itu kujawab dengan sedikit bercanda, nampaknya 'latah' candaanku sedikit 'kumat'.
Pagi hari, beberapa hari setelah itu saat aku hendak berangkat kerja aku mampir ke rumahnya. Dan memberikan apa yand dia minta melaluimu berupa nomor ponsel dan fotoku. Dia memang tidak memintanya secara langsung ke aku, dia memintanya melaluimu.
Yeah, i have no idea. Aku sempat terpikir sebelumnya untuk bicara dengannya. Tapi setelah tiba saatnya aku seperti kehilangan keberanian. Aku tak tahu bagaimana memulainya. Aku tak tahu bagaimana caranya. I have no idea. Bukan apa-apa, sebenarnya hanya satu keinginanku : Jangan sampai kelakuannya terulang terhadap orang lain. Sebelumnya An dan Li yang jadi 'korban'.
Jika kamu berpikir aku suka dengannya, kamu salah. Aku hanya berusaha menepati janjiku ke kamu, dan aku berharap dia tak mengulangi perbuatannya ke orang lain. Tapi ternyata apa yang kulakukan salah. Dia benar-benar "menggilaiku", pada hari yang sama setelah kuberikan nomor ponselku dia mengirimiku puluhan sms. Ini benar-benar menggangguku. Dia memulai dengan panggilan 'sayang'. Tak kurang dari puluhan sms yang dia kirimkan dalam sehari itu. Ini sangat menggangguku.
Kamis, 29 September 2011
Betapa Sakitnya Dicintai
Dulu sempat kami pacaran, lalu putus di tengah jalan. Aku sendiri tak yakin apakah itu yang dinamakan pacaran atau bukan. Itu adalah kenangan yang menyakitkan. Mengapa itu harus terjadi? [mimik sedih]
Setelah aku lulus sekolah dasar, aku melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu SMP/MTs. Tak kusangka, dia yang adik-kelasku [meski beda sekolah] juga melanjutkan pendidikan di sekolah yang sama denganku. Aku tak berpikir kalau dia mengikutiku, kupikir dia hanya ingin melanjutkan pendidikannya kebetulan saja dia memilih sekolah yang sama denganku. Semua masih aku anggap wajar sejauh ini. Aku tak pernah mendapat gangguan yang berarti.
Lulus dari MTs, aku hampir tak melanjutkan ke SMA. Atas dorongan dan dukungan dari temanku serta ibunya akhirnya aku melanjutkan ke SMA terfavorit di daerahku. Karena aku mendapat juara 1 di MTs pada nilai mata ujianku, menurut mereka sangat "eman-eman" [atau disayangkan] kalau saja aku tidak melanjutkan sekolah. Semasa SMA aku pernah tinggal di pondok pesantren, saat itulah dia mengirimi aku surat. Surat itu laiknya sebuah cerpen, dia tulis panjang lebar hingga beberapa lembar kertas yang intinya cuma satu. Dia bilang dia membenciku. Tapi aku tak pernah tau kalau yang dia maksud adalah "benar-benar cinta". Di dalam suratnya juga terdapat sebuah foto, fotonya bersama kedua temannya yang (mungkin) berfungsi sebagai penguat cerita dalam "cerpen" yang dia tuliskan. Aku tak pernah membalas suratnya, sekalipun.
Aku pernah dengar (mungkin dari orang tuaku), setelah dia tak lulus dari ujian di MTs dia pergi ke Jakarta untuk mencari/bekerja. Tapi, belum sehari di sana dia pulang dalam keadaan tak sadar. Dia tak mengenali lingkungannya, saudara-saudaranya, keluarganya, dia lupa segalanya. Baru-baru ini cerita tersebut saya dengar langsung dari ayahnya ketika aku mengunjungi rumahnya. Dia juga sudah berkali-kali di bawa ke 'Banyumas' dengan kesembuhan yang sangat singkat.
Beberapa kali aku dengar, beberapa kali dia "minggat" dari rumahnya tanpa alasan yang bisa dimengerti dan menjadi bahan "pencarian" bagi orang tuanya. Terakhir aku dengar dia ditemukan di Bantarsari, di pergi dengan sepedanya. Sebenarnya aku tak benar-benar yakin dengan berita ini, aku hanya mendengar dari salah seseorang yang bercerita. Kuharap dia tidak sedang mencariku.
Waktu terasa begitu cepat. Aku mulai terasa terusik beberapa bulan belakangan ini. Perkembangan perangkat seluler membuatnya "mencari"-ku dengan peralatan tersebut. Merasa tak mau ketinggalan zaman, dia minta dibelikan ponsel ke keluarganya. Dan mencari-cari nomorku dengan meminta ke tetangga-tetangga. Pertama yang aku ingat adalah, dia minta ke An. An memang sebelumnya sudah aku beri nomor ponselku karena keperluan yang ada hubungannya dengan pekerjaanku saat An datang ke tempat kerjaku. Melalui sambungan telepon, An meminta izin kepadaku apakah akan memberikan nomornya ke orang lain atau tidak. Pada saat itu, aku pikir siapa pun yang membutuhkan nomor ponselku boleh saja diberikan.
Ya, beberapa bulan belakangan ini. Setelah dia mendapatkan nomorku, tak hanya sekali atau dua kali dia mengirimkan pesan singkat. Sekali kirim, tak kurang dari puluhan sms yang dia kirimkan. Sesekali aku balas, tapi sering tidak aku balas. Apalagi setelah adiknya melarangku membalas sms darinya aku tak lagi pernah membalas smsnya. Kusuruh adiknya yang bilang kalau aku sudah ganti nomor. Terkadang dia tetap mengirimiku sms, dan aku tak pernah membalasnya. Karena memang aku tak ganti nomor. Rasanya terlalu berat kalau aku harus ganti nomor, teman-temanku telah banyak yang tahu nomor smartku dan merupakan nomor kenanganku.
Melalui teknologi internet di jejaring sosial facebook, seorang teman meminta nomorku untuk diberikan kepada seseorang. Temanku bilang, dia sangat ngefans denganku hingga minta fotoku segala. Aku menanyai temanku tersebut, siapa yang minta? Setelah aku tau dia yang memintanya, aku tak mengizinkan dan tak memberikan nomor[ponsel]ku. Temanku bilang, dia marah-marah kalau temanku tidak memberikan apa yang dia minta yang sebenarnya temanku juga tak punya apa yang dia minta.
Baru dua temanku yang sudah memberi tahuku tentang "kelakuannya". Dan masih memungkinkan dia telah "menyerang" teman-temanku yang lain.
Sialnya, aku malah sempat berjanji pada temanku tersebut akan datang ke rumah"nya" pada saat lebaran dan berbicara padanya. Tujuannya agar dia tak lagi mengirim pesan/sms ke teman-teman yang lain. Saat lebaran aku tak datang ke rumahnya, meski aku libur selama seminggu. Ya, setelah aku masuk kerja selang beberapa minggu aku merasa terserang penyakit yang aku sendiri tak tau namanya. Pokoknya kalau untuk menelan makanan rasanya sakit di mulut, tapi saya yakin bukan gigi yang sakit. Pada sabtu malam, saat aku pulang dari rumah pak Mantri (yang ternyata pak Mantri sedang tidak ada di rumah) aku memberanikan diri mampir ke rumahnya, bertemu dengan ayah, ibunya, serta keluarganya yang lain {di sinilah letak kesalahanku; jika tak mau dianggap benar}. Aku mengajaknya bicara, sepatah dua patah kata. Menaynyakan kabarnya serta beberapa pertanyaan lain yang kurasa perlu. Tanpa kusadari, ternyata apa yang kulakukan kali ini seolah "memberinya harapan". Aku sendiri bukan orang yang berpengalaman untuk hal-hal sosial (berhubungan/komunikasi dengan orang lain) seperti ini. Lebih parah dari itu, aku malah memberikannya apa yang dia minta dari temanku yaitu nomor ponsel dan fotoku (foto santai ukuran kecil). Hal yang membuatku terkejut adalah dia minta fotoku yang berukuran besar untuk dimasukkan dalam figura.
Belum sehari aku memberikannya nomorku, dia mulai dengan memanggilku "yang". Rasanya kehidupan 'muramku' telah dimulai. Hari-hariku akan dipenuhi puluhan, bahkan ratusan pesan yang tak mungkin akan kubalas satu per satu. Apakah masih ada kata "menyesal"?
"Betapa Sakitnya Dicintai". Itu judul yang saya tuliskan. Kira-kira kalimat itulah yang dapat menggambarkan apa yang kurasakan sekarang ini. Dicintai secara berlebihan, yang aku sendiri tak pernah tau hal ini terjadi sebelumnya. Dicintai oleh tetangga sendiri, yang tak kucintai. Dicintai oleh orang yang tak disukai oleh orang tuaku. Aku sempat berpikir, kalau seandainya masa depanku akan hancur karena gara-gara ini maka tulisan ini akan menjadi saksi atas apa yang telah aku alami. Aku bukan penulis yang baik, semua yang aku tuliskan di blog-ku hanyalah merupakan hasil dari apa yang telah aku rasakan/pikirkan. Seringkali tak memerhatikan kaidah-kaidah Bahasa Indomesia yang benar.
Tak ada lagi yang bisa kuceritakan.
Rabu, 24 Agustus 2011
Di Warnet Baru.
Rasanya tidak ada yang istimewa dari kepindahanku ke Cinyawang. Malam hari aku dikabari oleh bos kalau aku akan dipindahkan. Alfanet Cinyawang yang sebelumnya dijaga oleh pak Saringun alias Guting alias Tumin kini telah aku tempati hingga beberapa bulan ke depan. Menunggu kelahiran anak pak Saringun. Pak Saringun sendiri diminta oleh mertuanya untuk tidak meninggalkan istrinya yang sedang hamil di rumah. "Ora ilok" menurut beliau. Ora ilok adalah istilah jawa yang sering digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang tidak pantas. Cukup sudah basa-basinya.
Yep, saya dan pak Saringun memang seringkali tidak sepaham. Saya sih enjoy aja dengan apa yang bisa saya lakukan. Saya adalah karyawan junior yang masih perlu banyak belajar. Sedangkan pak Saringun sudah lebih berpengalaman dalam pekerjaan ini. Tentu saja beliau lebih senior ketimbang saya.
Soal selera, ternyata kami sangat berbeda. Terutama masalah OS. Pernah beberapa kali hal ini terjadi. Suatu ketika saya liburan, dan saat saya kembali bekerja ada saja masalah yang terjadi. Yah, mungkin inilah dinamika kehidupan. Tapi yang pasti OS sudah berubah menjadi wiwin. Saya yang keseharian menggunakan Linux merasa tidak nyaman, kemudian saya install lagi linuxnya. Dan saya menikmati linux yang saya gunakan, sampai ketika saya libur lagi, dan saya kembali bekerja lagi OS sudah berubah menjadi wedus ekspi dengan berbagai software bajakannya (office, sotosop, dan lain-lain serta antivirus). Boo ya... saya geram.. GRGrGrGR... Kembali saya install ulang dengan Linux, saya konfigurasi sedemikian rupa sehingga komputer saya merasa nyaman untuk bekerja. Suatu ketika saya kembali libur dari kerja, saya tuliskan di atas keyboard "Jangan install program-program windows di Linux, cuma jadi 'sampah' " karena sebelumnya pernah dia install GOM player di Linux yang menurut saya useless. Beberapa distro yang telah saya coba saat insiden ini antara lain Sabily Al-Quds, Ubuntu 10.04, BlankOn Ombilin (ini yang saya pakai sampai sekarang di warnet yang baru).
Sekarang di tempat kerja yang baru, di warnet yang baru (meskipun dengan komputer yang tidak baru :D) saya merasa leluasa menggunakan distro/OS apapun kesukaan saya. Dengan HDD 1TB saya pun bebas mengunduh dan mengoleksi distro yang saya inginkan. Saya merasa leluasa karena saya tak perlu khawatir kehabisan space :D
Rabu, 17 Agustus 2011
Kemud
Entah siapa yang bodoh. Aku atau kamu. Aku pernah mendengar dari temanku, kau menulis namaku di dinding/pintu kamarmu. Aku juga tak pernah tahu kebenarannya karena aku tak pernah menanyakan langsung padamu atau mendatangi rumahmu untuk melihatnya secara langsung.
Kamu juga pernah mengirimkan surat kepadaku beberapa tahun lalu. Ketika aku masih SMA, ketika aku di pondok. Kau mengirimkan surat itu melalui teman kita, tetangga kita yang kebetulan dia sekolah di sekolahan yang sama denganku. Kau menuliskan suratmu dengan panjang lebar. Dan aku tak pernah membalasnya sepatah kata pun. Pikirku tak perlu aku membalasnya.
Begitu dalamkan rasa cintamu, hingga kau tak pernah bisa melupakanku. Sudah dua teman kita yang kau jadikan sasaran 'teror'. Bukan dengan makna 'teror' yang sebenarnya. Karena kamu hanya meminta kontakku dari mereka, berupa nomor ponsel. Ani meminta izin padaku apakah dia akan memberikan nomor itu kepadamu atau tidak. Aku memberinya izin, tapi setelah itu apa yang terjadi?
Ya, kau tak pernah berhenti untuk mengirimkan pesan yang tak pernah kuduga sebelumnya. Kau ungkapkan semuanya. Kau bilang dulu memutuskanku karena terpaksa. Kau bilang masih sangat menyayangiku. Kau bilang kau membutuhkanku. Kau juga bilang kalau kamu dianggap 'gila' oleh orang di sekelilingmu, itu juga karena terus memikirkanku. Di satu sisi hal ini membutaku menjadi besar hati. Namun di sisi lain aku bahkan tak pernah memedulikanmu. Bukan apa-apa, ibuku melarangku membalas pesan-pesanmu. Dan bahkan adikmu juga melarangku demikian. Dan sejak saat itu aku tak pernah membalas sekalipun pesan dari kamu.
Pesan a.k.a sms dari kamu seringkali kalimatnya tak masuk akal. Bahkan seringkali tak dapat dibaca. Kau gunakan karakter-karakter yang tak umum dalam pesanmu. Aku sendiri malas membacanya. Beberapa kali kau menggunakan nomor baru untuk mengirim pesan. Aku tak mengecek kebenaran hal ini, tapi aku yakin itu kamu.
Aku masih tak dapat memahami apa yang terjadi selama ini. Aku hanya bisa menunggu saat yang tepat. Ya, aku mungkin salah dengan demikian. Mungkin aku perlu melakukan sesuatu untukmu. Namun aku tak pernah bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika ternyata kau seperti apa yang kau ceritakan. Apa kata tertangga? Apa kata 'dunia'?
I have no more Idea, Just publish it.
Kamis, 21 Juli 2011
Tak usah dibaca
ini sungguh membosankan,,
[
baiklah, aku mulai merasa bosan. Aku bosan dengan kesendirian ini,
Aku tidak sedan coding. aku tidak sedang menuliskan kode untuk sebuah program.
aku hanya sedang menuliskan, melampiaskan amarahku,,,,
melampiaskan apa yang ingin aku lampiaskan..
memuncratkan apa yang ingin aku muncratkan,,.,
huh, sungguh membosankan..
aku baru menghadiri pernikahan beberapa orant temanku,
teman-teman semasa SMA-ku..
sebagian tidak aku hadiri acaranya...
entah apa alasanku....
sekarang aku hanya ingin, aku hanya menginginkan "obat" dari "penyakitku" ini..
ya, ini memang rasanya sudah seperti penyakit.
sungguh membosankan rasanya.
aku tak tahu harus memulai dari mana;.
]
Baiklah aku akan memulai lagi,....
entah apa yang akan aku mulai...
beberapa tahun lalau tak akan sama seperti sekarang ini rasanya.
satu hal,
aku tak pernah bisa membina sebuah hubungan yang baik dengan beberapa orang..
di sekitarku..
aku tak tahu bagaimana membina hubungan secara fisik..
entahlah, mungkin ini yang disebut dengan kuper..
Tahukah kau bagaimana kupernya aku ini..
aku bahkan merasa terasing dari lingkunganku....
aku tak pernah pergi bergaul dengan tetanggaku.
membuatku menjadi orang yang tak berguna..
aku merasa menjadi anak yang tak berguna..
aku bahkan tidak paham siapa-siapa tetanggaku...
aku tak hapal bahkan tetangga-tetanggaku, bagaimana detail meraka..
kalau di perkotaan mungkin hal ini adalah sangat wajar...
tapi tidak di daerahku.. di pedesaan.... di pedalaman yang penuh dengan nuansa kekeluargaan..
satu sama lain.... antartetangga...
hal tersebut membuatku tak lagi bersosial, manusia merupakan makhluk sosial...
lalu apakah aku masih layak disebut sebagai makhluk sosial?
lha, apakah bentuknya akan menjadi sebuah pertanyaan... lha ini juga pertanyaan...
ah, jangan pertanyaan lah/.//
sungguh membosankan...
Okay, sekarang ceritakan siapa saja yang telah kamu temui,./.
dimulai saat di Sekolah Dasar..
yep, Sekolah Dasarku tidak hanya satu, aku berpindah-pindah sekolah...
aku mengikuti orant tuaku saat aku masih kecil, ke sana kemari
hingga aku telah menempati empat sekolah dasar selama aku bersekolah...
Bagaimana dengak kawan-kawanku, tentu kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan, bukan?
Aku mengerti setiap orang memiliki problem masing-masing.
Sabtu, 02 April 2011
Belajar Linux
Tulisan ini bukan akan menjelaskan bagaimana cara menggunakan Linux, atau bagaimana belajar Linux. Tulisan ini hanya akan mengungkapkan pengalamanku belajar linux. Awalnya aku hanya penasaran, apa itu linux, katanya bebas virus, dan katanya gratis. Ternyata tidak, Linux tidak gratis, tapi bebas dan kebebasan, artinya kita bisa mendapatkan linux secara bebas di internet, namun kita harus membayar akses internet ke provider dan membeli CD blank (tidak gratis) untuk burn file ISO yang kita download tadi ke dalam CD.
Bermula dari rasa penasaran, akhirnya aku mencoba mencari-cari, lalu aku menemukan sebuah forum linux : linux.or.id dari sana aku mengerti adanya distro, apa itu distro linux. Lalu aku mencoba mengikuti petunjuk-petunjuknya, mendownload beberapa distro, memasukkannya ke dalam CD/DVD, dan memakainya tanpa perlu menginstallnya. Dari mencoba inilah, aku semakin penasaran. Kemudian aku membeli harddisk sendiri yang berkapasitas 80 GB.
Beberapa kali install ulang karena masih merasa gagal, pertama aku menginstall windowns xp seperti biasa, lalu kemudian aku menginstall, linux : ubuntu 10.10. Tapi hasilnya cukup mengecewakan, komuter hanya bisa booting windows xp, bahkan partisi linux sama sekali tidak terbaca di windows, jadi seolah-olah hilang. setelah saya bertanya kepada seseorang master linux, katanya pada pengaturan boot managernya perlu dirubah. Tapi karena saking oonnya saya, lalu saya install ulang ulang ubuntu 10.10-nya pada partisi windows xp yang tadi, sehingga windows xpnya hilang/terhapus. Sebenarnya setelah berhasil menginstall Ubuntu 10.10 saya masih merasa kecewa. Karena ternyata distro tersebut tidak dapat langsung dipakai. Tidak dapat memutar file-file musik dan video, dan aplikasi grafis GIMP tidak terinstall secara bawaan [default], jadi harus diinstall secara terpisah.
Setelah berhasil menginstall Ubuntu 10.10 dalam satu hardisk, yang menjadi satu-satunya OS yang saya gunakan/tanpa multi boot, saya masih harus mengupdate linux saya. Huft… membutuhkan waktu sekitar 5 jam untuk itu. Koneksi sangat lambat. Menginstall beberapa aplikasi yang saya rasa saya butuhkan, juga butuh koneksi internet.
Dibalik semua itu, linux adalah sistem operasi yang pernah saya bayangkan, bahkan ketika saya belum mengenal komputer. Coba tebak apa yang saya bayangkan waktu itu? Komputer adalah “ketik” dan “enter”. Yep, di linux ada terminal : tempat untuk “mengetikkan” baris perintah, kemudian tekan “enter” untuk mengeksekusinya. Sebenarnya hal ini juga bisa dilakukan di windows, melalui Command Prompt, tapi itu jarang dilakukan/digunakan. Meskipun kini Linux menggunakan GUI (Graphics User Interface), baris perintah masih akan perlu digunakan.
Beberapa distro yang sudah saya coba antara lain (tidak berurutan):
- Ubuntu 10.10
- Dreamlinux 3.5
- alinux 14
- fedora 14
- knoppix 3.8
- lupu 520 Pupy Linux
- lglive (game)
- ylmf OS 3.0 (yang mirip xp)
- Sabily
Terakhir yang aku coba adalah Sabily, Distro Islami ini sangat lengkap, ukurannya paling besar (yang aku download) 1.5 GB [butuh waktu delapan setengah jam untuk mendownloadnya]. Sedangkan yang paling ringan adalah Puppy Linux, ukurannya hanya 128 MB. Saya berencana menggunakan Sabily yang basicnya adalah Ubuntu 10.10, namun secara default setelah menginstall sabily dapat langsung digunakan untuk memutar musik/video, GIMP juga sudah terinstall dengan baik, serta beberapa aplikasi Islami dan game-game edukasi yang sangat bermanfaat jika nantinya komputer akan saya taruh di rumah.
Sabtu, 26 Maret 2011
Mulai dari apa
Tentang sebuah kata yang mungkin atau tidak mungkin. "I love my job" sekarang apa yang bisa dijabarkan dari beberapa frasa yang menjadi sebuah kalimat yang bermakna. Aku ingin mulai dari pertama. Entah pertamanya yang mana. Yang jelas aku sudah kehilangan ‘nafsu’ menulisku. meski semua yang aku tuliskan di sini seringkali tak masuk akal, atau….
Pernah sekali waktu seseorang membaca bloggku ini, kemudian dia chat aku melalui pingbox. Dalam kalimatnya, dia mencaci-caci aku, mengatakan aku orang yang lemah. ‘You are so weak’. dia bilang membaca bloggku dan menemukan sebuah kalimat yang menyatakan bahwa mimpi adalah omong kosong. Aku sendiri sebenarnya tidak ambil pusing tentang hal ini. Tapi orang itu sepertinya benar-benar ingin membuatku marah. Tapi kurasa hal itu juga tak perlu. Aku lupa menanyakannya di bagian mana dia membaca. Indentitas orang tersebut tidak teridentifikasi. Dia terus ‘mengintimidasi’-ku, lalu aku..?
Baiklah, it’s over…. [terkadang aku merasa perlu menggunakan bahasa Inggris] aku hanya ingin mengatakan beberapa kalimat, entah orang akan membaca atau tidak. Entah orang akan peduli atau tidak, karena mendapat perhatian, pembaca, dan lain-lain adalah bukan tujuan utamaku.
Pesbuk dan Sms Jahat
Berbagai pengalaman yang sangat bervariasi, telah hilang, telah aku lupakan. Aku bahkah tak sempat menceritakan pada blog ini. sungguh sangat disayangkan. Tapi siapa yang peduli? kalau aku juga tak peduli.
Apakah aku harus cerita? Tentang beberapa hari yang lalu facebookku disalahgunakan orang?
Apa aku juga harus cerita? Tentang seorang yang bergerilya menyerangku dengan sms-sms yang macam-macam? Yang pasti aku akan menceritakan apa yang aku alami saja.
Ya, beberapa hari yang lalu aku berlibur selama kurang lebih 2 hari. Dan selama itu aku tidak dapat mengakses internet (facebook, chatting, browsing, dll) karena handphone Sony Ericsson[K618i]ku rusak dan minta diperbaiki. Komputer tempatku bekerja tentu saja digunakan orang lain. Komputer ini memang aku set sedemikian rupa sehingga saat komputer restart, YM, billing, dan beberapa program masuk dalam list startup. Sedangkan YMku telah terhubung dengan facebook, jadi akan dengan mudah dan leluasa siapapun yang menggunakan komputer ini setelah komputer di restart menggunakan YM dan facebookku untuk chatiing dengan teman-temanku yang sedang online. Yang telah terjadi adalah, seseorang telah melakukannya, menggunakan akunku untuk mengirim pesan tidak bermoral dan link palsu kepada setiap temanku yang online pada rentang hari Jum'at sore (11/02) hingga Minggu siang (13/02). Sebelumnya aku belum pernah berpikir hal tersebut akan terjadi karena aku hanya sendiri di kios ini.
Satu cerita lagi yang nampaknya ini sangat menggangguku. Seseorang (Apakah perlu aku memerkenalkannya dulu?), dia, sebut saja namanya Ika. Dia adalah tetanggaku, rumahnya tak jauh dari rumahku. Akhir-akhir ini dia sering mengirim pesan teks (sms) kepadaku setelah dia mendapatkan nomorku dari Ani (tetanggaku yang lain). Ani sebelumnya sempat meminta nomorku untuk keperluannya sendiri. Namun ternyata Ika tahu dan meminta nomorku dari Ani. Dalam smsnya, dia mengungkapkan banyak hal. Dari sesuatu yang masih aku anggap wajar, hingga yang tak masuk akal.
Selasa, 15 Februari 2011
Sesuatu yang kutunggu
Aku menunggu apa yang orang lain tunggu pula. Saat orang bisa merasakan kebahagiaan Saat orang bisa merasakan kegembiraan, saat orang bisa merasakan kebebasan. Tapi bukan berarti hari ini aku tak bahagia, tapi bukan juga hari ini aku merasa tak memiliki kebebasan. Aku selalu memiliki kebahagiaan, aku selalu memiliki kebebasan. Kebahagiaanku adalah ketika orang juga meraskan kebahagiaan, mungkin sebaiknya tak sebaliknya. Aku pun dapat melakukan apapun yang kuinginkan, yang aku bisa, dan yang kumau.
Kehilangan, ya, aku juga merasa kehilangan. Kehilangan akan apa yang aku idamkan........
--------------------------------------------------------
Postingan ini cukup lama mengendap di draft. Kini aku terbitkan apa adanya...