Wednesday, 30 July, 2008, 12:15:54 AM
Merupakan sebuah ide yang perlu dicatat dalam benak alam maya. Entah sejak kapan aku mulai menyukai kata-kata, mungkin sejak aku bisa mengucapkannya kata per kata. Mengalami kerinduan adalah derita yang nikmat tiada tara. Rindu akan hadirnya seseorang yang akan terobati dikala telah bersua. Cerita ini mungkin akan berbeda jika dibaca oleh orang yang mengerti bahasa atau meskipun hanya pura-pura mengerti lalu ia menjadi benar-benar mengerti. Sebab apa aku menaruh kata pada tautan cerita yang tak bisa dimengerti, demikian karena ceritaku tak terpaku pada satu tema dalam satu cerita. Kau akan paham setelah membaca paragraf-paragrafku yang lain, tak hanya dalam catatan ini. Catatan-catatan yang lain yang mungkin hanya berupa lembaran-lembaran yang tak jarang pun kertasnya buram.
Sejujurnya aku tak pernah penuh konsentrasi dalam mengumpulkan kata. Kata kedua kutemukan setelah kata pertama, jadi dalam sebuah catatan ketika hendak aku mencatatnya tidak semua kata yang hendak kucatat itu kuketahui sebelumnya. Ya, ya, ya, kali ini aku akan menyudahi cerita yang belum sempat kumulai. Selalu, selalu, dan selalu. Mengapa?
Mungkin jawabannya akan kutemukan pada saatnya nanti. Kapan? Entahlah. Aku juga tak mengerti.
Tentang kerinduan yang terus menggelora, aku hanya bisa bilang (meskipun lain waktu aku bisa mengatakan yang lain) suatu saat kerinduan itu akan terobati. Atau bahkan bisa lebih dari itu. Siapa sangka? tapi percayakah Engkau sesuatu yang pernah ditebak tidak akan pernah terjadi di masa yang akan datang. Mungkin kau akan mengatakan 'tergantung siapa yang menebak', aku tak perlu menolak atau pun menerima usulanmu. Setiap orang punya pendapat dan usulan masing-masing dan hal ini tak perlu disangkal, karena hal ini menyangkut hak, hak setiap orang untuk berpendapat.
Karena cinta, ya, karena cinta orang dapat membuat puisi, karena cinta orang dapat melakukan hal yang seringkali di luar nalar manusia, karena cinta pula aku dapat mengumpulkan banyak kata. Aku seringkali menggunakan 'kata' dalam setiap catatanku. Sebab dari sanalah sumber inspirasiku, dari sana pula aku dapat mengatakan cinta meski aku sendiri tak pernah paham apa arti kata cinta yang sebenarnya. Aku menggunakannya karena aku cinta, aku cinta karena aku suka, aku suka karena aku merasa cocok, aku merasa cocok karena akhirnya aku tak tahu kelanjutannya....
Catatan ini kubuat di komputer server. Ketika warung tempatku bekerja telah tutup. Sebenarnya aku masih belum berhak untuk memegang komputer ini karena jabatanku masih di bawahnya bawah, tapi aku merasa telah diizinkan sehingga aku memutuskan untuk melanjutkan catatan ini yang hanya berisi penjelasan tentang penjelasan yang sebenarnya sudah jelas. Aku telah diizinkan atau hanya perasaanku saja yang merasa telah diizinkan? entahlah, aku masih tak mengerti. Aku hanya ingin menikmati kebebasan mencatatku ini sebagai kebebasan berekspresi.
Ekspresikan dirimu dengan berjuta aksi. Jangan terpaku pada peraturan baku yang hanya dibuat oleh orang-orang yang berdasi. Aku dan kamu --daripada menggunakan kata 'kita'-- adalah bagian dari ekspresi itu sendiri dan bukan peraturan. Aku tak sedang mengajak orang untuk melanggar seluruh peraturan karena sebenarnya yang kumaksud adalah ketidakterpakuan, adanya kebebasan berekspresi, dan selanjutnya terserah kamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Monggo....dipun komentari.....