Kamis, 16 Agustus 2012

Unemployment

Hari ini aku tak lagi memiliki pekerjaan. Aku telah resmi mundur dari pekerjaan sebagai Operator Warnet. Rumi sekali untuk menjelaskan dengan berbagai kalimat. Yang pasti, apapun yang terjadi aku hanya berusaha untuk jujur. Jujur pada siapa pun, jujur pada diri sendiri, jujur pada setiap orang yang kutemui, jujur kepada bos, jujur pada siapapun. Yah... anggap saja ini nasibku. 

Sebenarnya juga aku ingin menuliskannya di sini sejujur-jujurnya, hanya saja aku tak pandai mengungkapkan dengan berbagai kata-kata. Belakangan aku memang sering terlibat percakapan yang berat. Yaitu dengan orang yang kurasa ada di hatiku. Kali ini aku terlibat percakapan yang berat dengan bosku, tentang usahanya.  Kehadiranku dinilainya tidak menguntugkan, sejak saat di Cinyawang usahanya memang cenderung 'tekor' dan semuanya aku yang tangani. 

Cukup mengesankan memang, bosku memecatku dengan jalan musyawarah. Dia memiliki masalah demikian, lalu menanyakan masalahku, masalah apa yang sebenarnya terjadi. Aku berusaha menjelaskan dengan sejujur-jujurnya. Tapi memang sudah tidak lagi bisa dilanjutkan. Warnet yang aku kelola cenderung bangkrut, solusi yang ditawarkan di antaranya memulangkanku atau diberi target. Targetnya adalah jika pendapatan perhari warnetnya adalah 100 ribu, sedangkan sebulan berarti 3 juta. Itulah targetnya. Aku ditawari target terserbut, aku menawarkan percobaan satu bulan tapi bos tidak setuju dengan model percobaan. Bos berpikir aku telah dapat mendapatkan penghasilan dari luar (warnet), entah itu jadi guru atau jadi apa. 

Bosku memberikan satu pilihan, bosku memberikan aku waktu sampai besok hari. Jika aku datang besok hari, maka berarti aku sanggup menerima target darinya, jika aku tidak datang itu artinya aku mundur. Aku sendiri sudah optimis untuk mundur, lagipula aku sudah mulai cukup bosan menjadi operator warnet.

Selanjutnya? Aku masih belum punya rencana.

Ada cacian maupun makian silahkan saja.