Jumat, 22 Mei 2015

Menerima yang Baru

//Aku termasuk orang yang percaya bahwa setiap orang adalah istimewa. Setiap anak adalah unik dan setiap individu punya karakteristik masing masing. Karakteristik yang seringkali tidak dapat dibandingkan satu sama lain.//

Katakanlah aku memiliki trauma berhubungan dengan seorang wanita. Saat ini aku terlalu asik dengan semua kegiatanku. Aku bahkan tidak peduli dengan orang lain. Selama buatku itu menyenangkan. Tentu bukan hal hal yang merugikan orang lain.

Membaca tulisan orang lain, membuatku juga ingin menuliskan versiku sendiri. Di facebook ada yang menuliskan tentang masa lalunya. Jika aku juga menuliskan tentang masa laluku, aku sendiri sudah cukup bosan. Meskipun sebenarnya tidak terlalu banyak yang sudah kutuliskan. Beberapa diantaranya merupakan ceritaku semasa sekolah. Sisanya berupa cerita cerita konyol yang kubuat.

Ngomong ngomong soal facebook sebenarnya aku sudah cukup bosan dengan media sosial itu. Aku sendiri sudah pernah ku tutup selama setahun lalu, tidak lain tidak bukan ya karena rasa bosan itu. Namun beberapa waktu lalu akun tersebut aktif lagi karna sedikit tidak sengaja. Memang saat menutup akun tersebut saya mengatakan ke facebook kalau mungkin saya akan kembali lagi. Untuk saat ini rasa bosan mungkin masih ada tapi saya melihat emang ada manfaatnya. Jadi saya putuskan untuk tidak ditutup lagi.

Di tulisan ini aku berharap dapat menceritakan masa lalu, dan menuliakan harapan masa depan. Tapi entahlah, mood untuk menuliskan ke arah sana seolah kabur.

Ya, namanya Rifngatul Mahmudah. Dia temanku di masa kecilku, dan pernah menjadi impianku. Yang kumaksud impianku adalah, akh, ternyata cuma impian. Aku bermimpi kita akan menjadi sebuah keluarga, yang bahagia. Aku tahu, responku terlalu lambat padanya hingga ada orang lain yang mendahuluiku. Akh, bodohnya aku.

Aku menantinya selama bertahun-tahun, namun saat dia kembali, aku merasa begitu lemah. Dan saat dia memilih orang lain, aku bahkan tak tahu apa yang harus kulakukan. Yah, aku tahu, kini semuanya telah berlalu. Walau bagaimanapun, dia telah bersama orang lain yang bahkan aku sendiri belum pernah mengenalnya. Aku tak tahu, tapi aku berpikir aku tak perlu mengenalnya.

Saat ini, meskipun aku sempat berharap suatu saat dia akan kembali padaku suatu saat nanti (mungkin) dengan label //bekas//, aku tak cukup yakin itu akan terjadi. Akh, setiap orang yang tahu akan hal ini akan menyalahkanku. Tidak baik berharap begitu, tidak boleh, itu sama saja mendoakan orang lain untuk cerai, itu dilarang.... Dan sebagainya, termasuk "wanita di dunia ini bukan cuma satu", " mungkin dia memang bukan jodohmu", "kamu pasti akan dapat yang lebih baik."

Aku tak peduli, aku akan dapat yang lebih baik atau tidak. Tapi aku bisa bilang, masa lalu tidak akan berubah. Yah, cukup membosankan membaca soal ini. Tapi aku tak akan bosan menuliskannya. Ada cerita masa lalu antara kami yang tak mungkin untuk diubah, yang tak akan pernah kulupakan. Itu saja sih.

Mungkin juga, ini adalah penyebabnya aku tak mudah menerima sesuatu yang baru. Mungkin kau akan menyebutnya dengan "move on". Ah, itu istilah yang terlalu mainstream.

- terkirim dari ponsel #linux @samsulmaarif_

http://www.samsul.web.id | http://penadesa.or.id |http://muktisarigdm.desa.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo....dipun komentari.....