Minggu, 22 Juni 2014

Semangat dari Ujung Timur

Ini bukanlah features, hardnews, maupun jenis berita lainnya. Ini hanyalah caraku seperti biasanya menumpahkan rasa, menumpahkan segala apa yang terkintas dalam pikiranku ketika menulis. Dan beginilah caraku belajar. Ini merupakan tempatku mencurahkan segala amarahku, dan menjadikannya energi untuk terus menulis. Meskipun tak jarang aku kehilangan apa yang ingin kuungkapkan.

Ketika aku teringat dengan materi-materi pelatihan itu, aku memang hanya memikirkan diriku sendiri. Karena hanya itu yang kuingat, dan yang paling mengena buatku, maka itulah yang kutahu. Misalnya tips tentang fotografi itu, dari sepuluh yang disebutkan, hanya satu yang paling kuingat yaitu yang terakhir : "Abaikan tips tadi jepret saja."

Seperti halnya dengan menulis (utamanya di blog ini). Belasan tahun aku sekolah, dan menerima pelajaran bahasa Indonesia sejak sekolah dasar. Dari itu justru yang paling terkenang bahkan hanya bacaan ketika aku masih duduk di sekolah dasar tentang ajakan untuk menulis buku harian. Buku yang kutulis sendiri berupa catatan-catatan keseharianku. Bukunya pun bebas.

Tak jarang aku pun merasa kesulitan dan kebingungan tentang apa yang hendak kutulis, maupun bagaimana aku menulisnya. Ketika aku mengalami hal itu, aku berhenti menulis. Aku kembali menulis lagi ketika kemauan itu datang kembali. Mungkin saja hal ini karena aku tak memakai target apapun. Aku membiarkan semua proses ini mengalir begitu saja dalam diriku.

Aku suka pelajaran Bahasa Indonesia sejak dari sekolah dasar. Meski kalau dilihat nilai mapel tersebut aku tak pernah bagus. Sekedar suka tak harus punya nilai seratus toh. Sekedar suka tak harus jadi pacar toh. Aku suka kamu, iya kamu. Sayang sudah jadi istri orang, kapan mau menjanda? #eeeh

Terlepas dari hal itu, pokoknya manfaat yang kuambil dari kumpulan catatan amarahku di sini setidaknya bisa kurasakan. Entah dari masa lalu, entah sekarang, entah di masa depan.

Oiya, tak perlu bertanya mengapa dari awal hingga alinea/paragraf ini tak nyambung dengan judulnya. Kau akan menemukan banyak hal serupa di sini, di blog ini atau di catatan bebasku yang lain.

Secara khusus aku ingin mengapresiasi seorang sahabat baruku yang telah jauh-jauh datang dari ujung timur untuk menghadiri acaraku**. Aku sendiri sebenarnya hampir putus asa, apakah acara tersebut bisa berjalan atau tidak. Memang kusadari aku tak mengelola acara ini secara profesional.

Aku hampir kehilangan makna akan acara tersebut. Namun kehadiran seseorang yang benar-benar memiliki niat yang tulus untuk belajar bersama sekaligus silaturrahmi, ditambah lagi dia seorang wanita yang menempuh perjalanan begitu jauh seorang diri benar-benar dapat mengingatkanku akan arti penting acaraku itu. Sulit bagiku membayangkan.

Dia sendiri menggambarkan perjalanannya dengan satu kata : Amazing. Selanjutnya aku cuma bisa berterima kasih diiringi dengan harapan semoga memberikan dampak yang positif, bermanfaat, dan silaturahmi tetap dapat terjalin.

Tulisan ini (dan tulisan-tulisan lain di blog ini), sekali lagi, bukan tulisan jurnalistik. Informasi yang tertulis pun tak lengkap dan tidak akan pernah kulengkapi.

----
** Acara bersama teman-temanku lainnya. Penyebutan acaraku untuk alasan kepraktisan.

Sabtu, 14 Juni 2014

Reuni Daring

Malam ini aku dikejutkan dengan bunyi notifikasi aplikasi ponsel: WhatsApp. Terasa aneh saja, padahal aplikasi ini sudah berkali-kali mengeluarkan bunyi yang serupa. Tapi kali ini rasanya benar-benar membuatku penasaran. Ah, ternyata teman-teman sekelasku semasa SMA yang memicu notifikasi tadi.

Ya, teman-temanku membuat grup chat khusus melalui aplikasi tadi sebagai ajang silaturrahmi di antara kami. Aku sendiri sudah menggunakan aplikasi tersebut sejak beberapa bulan yang lalu, bahkan sebelum aku punya ponsel android (saat itu aku menggunakan virtualisasi melalui laptop). Kalau boleh kubilang, ini menjadi bukti kalau kami masih kompak.

Sebelumnya, sebelum aku kenal aplikasi semacam ini, ada fesbuk (baca saja demikian). Sesuai dengan slogannya fesbuk memang menyatukan kita dengan orang-orang di sekitar kita bahkan yang jauh terhubung secara virtual melalui dunia maya. Melalui fesbuk kita seolah dapat membaca pikiran orang lain, melihat aktifitas sehari-harinya, lama-lama mungkin kita dapat meramal nasib orang lain. Di fesbuk ada fasilitas yang namanya group. Di dalam group pun ada fasilitas tambahan berupa catatan, event, bahkan group chat (yang ini entah masih ada atau tidak). Oleh admin, group dapat diset terbuka, tertutup, maupun rahasia (tak perlu dijelaskan).

Ketika aku masih menggunakan itu fesbuk, aku juga sempat tergabung dalam berbagai grup (rasanya ini penulisan yang lebih benar). Termasuk salah satu di antaranya ialah grup alumni SMA N 1Sidareja, dan lebih spesifiknya kelas IA (Ilmu Alam) 3 yang oleh sang admin diberi nama LOVE IA3 '04 (kalo gak salah). Padahal kalau aku boleh protes, kita tergabung sebagai IA 3 bukan pada tahun 2004 melainkan tahun 2005 saat kenaikan kelas ke kelas XI dan kita lulus pada tahun 2007. Hehehehehe.....

Terlepas dari hal itu, adanya grup tersebut dirasakan oleh setiap anggota sangat membawa manfaat. Masing-masing dapat sekedar saling bertanya kabar maupun bertukar/berbagi cerita satu sama lain. Manfaat tersebut merepresentasikan seolah kita dapat melakukan reuni setiap hari bahkan setiap saat melalui media online (daring; dalam jaringan).

Kalau dilihat grup watsap (lebih asyik ditulis demikian) tadi, sepertinya baru dibuat beberapa menit sebelum notifikasi pertama tadi berbunyi. Ah ya, biasanya apa-apa yang baru memang akan ramai. Tapi aku berharap grup ini tidak hanya ramai di awal saja namun akan selalu ramai. Nah, baru saja grup itu dibuat sudah ada undangan nikah dari seorang teman yang seangkatan namun berbeda kelas.

Terima kasih buat Dedew yang berinisiatif membuat grupnya, terima kasih buat Hifni yang (setauku) telah mengundangku ke grup. Dan yang lainnya, Udhik (ketua kelas abadi), Sagaf, Hana, mba Is, Ikay, Kuswati, dan lain-lain yang tak dapat kusebutkan satu per satu. Itu yang sudah gabung, ada namanya, dan sudah "ngoceh" sejak beberapa waktu lalu ketika tulisan ini dibuat. Dan terima kasih terspesialku buat Ari Novianti Rakhma atau yang tertulis dengan nama Miss Arien, terima kasih atas respon tadi. Sepertinya itu kabar pertama yang kudengar darimu setelah beberapa tahun yang lalu pertanyaan melalui komentar di fesbuk tak terbalas.

Miss you all. And happy reunion......

Jumat, 13 Juni 2014

Di Balik Menulis Ada Catatan

Tak lama lagi, atau tepatnya hari Sabtu-Minggu, 21-22 Juni ini akan ada pelatihan menulis di desaku @desa_muktisari. Tutornya akan berasal dari tutorku juga dari Sanggar @PenaDesa dan AJI (Aliansi Jurnalis Independen) Kota Persiapan Purwokerto. Acara ini kuberi tajuk "Sinau Bareng nang Muktisari" yang kuharap dapat mengajak teman-teman untuk belajar bersama, utamanya tentang jurnalistik warga.

Personally, ada rasa haru dalam diriku sendiri bila acara ini dapat benar-benar terwujud. Aku yang tak punya pengalaman mengelola acara sendiri akhirnya memang harus belajar dari teman-teman yang lainnya. Meski dengan perasaan sedikit gundah, namun dengan dorongan dan dukungan utamanya dari Pak Mantri Ahmad Rofik dan temen Relawan Desa Cilacap yaitu Akhmad Fadli, Khotibul Umam, Fathurrohim, dan yang lainnya serta dari @PenaDesa maupun AJI Purwokerto aku pun membulatkan tekat untuk melaksanakan acara ini.

Berharap semoga acara yang insya Alloh akan dihadiri oleh perwakilan dari berbagai desa di Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Purwokerto ini barokah dan benar-benar memberi manfaat bagi siapapun yang terlibat di dalamnya, rasanya bukanlah hal yang berlebihan. Selanjutnya semoga dalam pelaksanaannya nanti tidak ditemui kendala yang dapat menghambat jalannya pelatihan ini.

Buat temen-temen yang hendak memeriahkan acara ini, sampai jumpa di desaku.