Rabu, 30 Januari 2013

Another "Curcol"

Rabu, 30 Januari 2013/05 01:48:31

 

Terlalu banyak yang ingin aku tulis, sehingga tak satu pun yang akhirnya dapat kutulis sudah menjadi hal yang biasa dalam petualangan menulisku. Aku pada akhirnya hanya dapat mengisahkan sepenggal kata yang tersisa di kepalaku. 

 

Aku tak bermaksud untuk menyakiti hati siapa pun. Aku hanya ingin mengungkapkan apa yang ada dalam kepalaku. Melalui sebuah tulisah yang `humble` ini. Aku mengembalikan apa yang pernah kau titipkan padaku, bukan karena aku tidak menyukainya. Bukan pula aku tak merasa senang. Aku hanya merasa sudah tak relevan dengan aksesoris yang bermacam-macam itu. Lagipula ketika aku memakainya (atau melihat orang lain memakainya) hanya akan mengingatkanku pada hal-hal yang telah tiada. Pada hal-hal yang ternyata hanya merupakan mimpi di siang bolong. Mimpi yang telah sesuai dengan kiasannya `hanyalah kembang tidur`. 

Tentang obat itu (yang kau eja dengan bunyi `kitrol` namun kulihat bertuliskan `xitrol`), aku membelinya di hari-hari terakhir aku kehilangan pekerjaanku. Hanya satu yang ada dalam pikiranku ketika membelinya : semoga berguna serta bermanfaat buat kamu. Lagipula aku tak pernah tahu apa yang akan terjadi. Selama ini aku selalu membawa obat itu ke mana-mana, bersamaan dengan obat-obatku yang lain yang selalu kujaga ketersediannya.

 

Masih jelas dalam ingatanku ketika pertama kali bertemu sejak nyaris 5 tahun terakhir. Kau mengatakan bahwa sejak SMA kau tak pernah berpacaran dengan sesama anak sekolah. Kau dengan jelas mengatakan alasanmu `ora ono duite` (Ind: Tidak ada uangnya). Aku merasa bahwa statemen itu masih berlaku hingga saat ini. Lebih lanjut kau mengatakan bahwa kau selalu menginginkan pacar yang lebih tua darimu (kurasa ini wajar)