Minggu, 24 Mei 2009

sedikit pilitis

? ??? ? ????? ????? ? ? ? ???? ??


SELASA, 19 Mei 2009

sungguh hari-hari yang membosankan. Aku yang saat ini tidak sedang
sehat, ingin melakukan sesuatu yang sangat membosankan pula. Banyak yang
ingin kulakukan. Tapi apa yang paling kubisa?

Jum'at, 22 Mei 2009, 06:27 WIPurwokerto

kumulai lagi dengan kata-kata yang enak dibaca dan digemari pembaca yang
tentunya suka membaca. Berikut ini adalah catatan yang pernah kubaca
dari sebuah koran yang kutemukan di pinggir jalan :

"Fenomena Ponari sungguh merupakan potret irasionalitas yang
sesungguhnya 'rasional' itu. Rasional karena masyarakat kebanyakan
semakin tak bisa menjangkau untuk berobat ke dokter dan balai kesehatan.
Negara menjadi salah kaprah dalam menghadapi kasus Ponari. Mau dilarang
tak menyelesaikan masalah, mau dilarang praktek itu bisa membuat
'resah'. Yang jelas, itulah potret kita."
*Obamaisasi Politik Kita*, oleh M. Alfan Alfian, Dosen FISIP Universitas
Nasional. Jakarta.
Saya ambil dari koran *Tempo*, Rabu, 4 Maret 2009 halaman A10, kolom 3.

saya setuju dengan pendapat pak Alfian tersebut, terserahlah pemerintah
mengklaim bahwa negara kita sudah maju dalam segala bidang. Tapi
nyatanya fenomena tersebut bisa terjadi. Terserahlah mau bilang tema
seperti ini sudah jadul atau kadaluarsa. Tapi pemilihan presiden sudah
mulai dekat, rasanya klaim-klaim s3macam ekonomi yang sudah maju, dan
lain-lain sudah tak dapt dipercaya lagi. Atau ada yang percaya juga
tidak masalah. Coba tebak pemilihan presiden yang akan datang siapa yang
akan menang? Aku sendiri tak suka menebak-nebak, juga tak suka mendukung
salah satu atau beberapa. Yang penting pemilu berjalan secara tertib,
damai, dan tak banyak keributan. Tak sedikit yang memertentangkan sistem
politik di negara ini. Ingin berubah, ingin merubah sistem politik di
negara ini secara total dari demokrasi menjadi sistem lebih agamais.

Aku sih ngikut aja, mau dirubah ke sistem yang islami, oke. Mau tetep
dengan sistem demokrasi, juga oke. Yang terpenting bagiku negara ini
bisa damai dan tenteram. Kenapa juga aku memikirkan negara yang belum
tentu memikirkanku....??! itu juga yang pernah dikatakan orang padaku,
bukan hanya Tulus yang melalui komentarnya di blogku. Tetapi temen-temen
seprofesiku di sini. Aku ini orangnya gak pedulian, enggak peduli orang
bilang apa? Enggak peduli juga apa dia memikirkan aku, asalkan aku tak
merasa disakiti. Okelah..,,,,,!$%^ postinganku tak pernah lebih dari dua
halaman jika diketikkan dngan openofice atau microsoft office lainnya
dengan ukuran kertas standar dan ukuran huruf standar. Setiap postingan
yang terpenting bagiku adalah mewakili apa yang ingin kukatakan pada
saat itu, yaitu pada saat aku mengetikkannya. Karena mungkin saja
beberapa lama aku mengetik baru bisa posting setelah beberapa minggu
lamanya, tapi belum pernah yang sampai satu minggu seh.... sampai jumpa
di postingan selanjutnya...

Sabtu, 16 Mei 2009

aku dan kebanggaanku


Friday, 15 May, 2009, 03:00:06 PM



ketika apa yang ingin kita katakan tak lagi pernah bisa katakan lagi. kita hanya bisa mengatakan lupa,...

lalu sebaris kata yang tak lagi bisa kita katakan itu tak lagi pernah hadir dalam benak kita... aku selalu mengharapkan sebaris kata yang keluar dari dalam hati seorang yang kuharapkan. tapi hingga saat ini kata-kata itu tak kunjung jua hadir. lama nian aku menanti. tapi aku selalu menanti. menanti yang tak pernah hadir. kehadirannya hanya akan hadir jika telah diundang. tapi aku tak suka mengundang. mungkin aku yang salah. aku hanya menanti. aku tak mengundang. mungkin aku sebaiknya mengundang.


entahlah, apa yang barusan aku katakan. tapi itulah spontanitas, apa yang akan kukatakan tak pernah kuketahui sebelumya. sampai hari ini, aku masih sebagai seorang pramuniaga tapi tugasku sudah sebagai staf toko, ya...begitulah....alfamart... tapi asalkan aku senang menjalankannya, semuanya akan baik-baik saja. aku mungkin jarang meng-update blog ini tapi sejarang itu aku tetap sempat meng-updatenya.


Selangkah demi selangkah aku melaju

dua langkah akan kulalui jua

sehari demi sehari kujalani

dua hari akan kuhadapi jua

meski tak banyak aku melakukan yang terbaik


aduh, aku kosong lagi, pikiranku. Terbelengu oleh apa yang tak kuketahui.

Ya sudahlah, kuakhiri saja kata-kata ini daripada kukatakan yang tidak kuinginkan. Sejak kepergian pak Bayu, aku menghabiskan hari-hariku dengan tipeku dan sebagian dengan masih terbawa oleh tipe pak Bayu. Dalam foto itu aku diberi penghargaan oleh pak Bayu sebagai empoyee of the man pada periode Desember 2008. Aku merasa senang sekaligus sedih. Aku senang aku mendapatkan penghargaan, tapi aku juga sedih karena aku harus kehilangan pak Bayu. Karena pada hari pemberian penghargaan itu adalah sekaligus pak Bayu pamitan. Keluar dari alfamart. Pak Bayu adalah kepala toko yang terhebat yang pernah kukenal. Tapi pak Bayu pergi meninggalkan kami, mencari kehidupan yang lebih baik. meninggalkan jalan setan karena menurut pak Bayu kerja di alfamart adalah mengikuti jalan setan. Hal itu tak akan pernah saya pungkiri, karena aku juga merasa demikian dan kurasa semua orang yang sudah tahu alfamart (sudah pernah kerja di alfamart) juga akan merasa demikian, meskipun bahasanya akan berbeda atau diungkapkan dengan kalimat yang berbeda.


Saat ini aku pergi ke rental komputer dengan memakai seragam merah-kerah-kuning setelah beberapa saat lalu aku jalan-jalan membagi-bagikan selebaran yang lebih sering disebut leaflet. Mengitari jalan jaelani->gunung muria->dan cendrawasih adalah jalan—jalan yang sudah sangat akrab di telingaku dan telinga teman-teman setokoku; setelah sebelumnya aku mampir di tetangga sebelah yaitu adalah indomaret yang terdekat dari tokoku; aku pernah mendengarnya dengan nama indomaret purwokerto 4 yang berada di Jalan Kampus Nomor entahlah, Kelurahan grendeng, Purwokerto Utara.


Yang ini seharusnya kutulis pada tanggal 10 Mei 2009 :

hari ini adalah hari ulang tahun orang yang kusayangi. Menurut teman-teman, apa yang seharusnya kulakukan? Sedangkan kami saat ini sedang berjauhan dalam arti lokasi kami memang sedang berjauhan, tidak dekat. Aku berada di purwokerto sedangkan dia berada di cilacap. Aku pulang sebulan sekali pada akhir bulan, itu pun aku tak pernah membawa apapun untuk dia. Lalu apa?